Mohon tunggu...
Yon Bayu
Yon Bayu Mohon Tunggu... Penulis - memaknai peristiwa dari sudut pandang berbeda | menolak kampanye kebencian atas nama agama

memaknai peristiwa dari sudut pandang berbeda | menolak kampanye kebencian atas nama agama

Selanjutnya

Tutup

Analisis

Sampai di Mana Kemesraan Prabowo-Sandi?

19 April 2019   21:17 Diperbarui: 19 April 2019   22:01 701
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sandiaga mendampingi Prabowo saat deklarasi kemenangan. Foto : Antara

Calon wakil presiden Sandiaga Salahudin Uno mendadak menjadi sorotan ketika tidak menghadiri deklarasi kemenangan yang disampiakan calon presiden Prabowo Subianto, sesaat setelah penghitungan suara di TPS selesai.  Sandi juga tidak muncul ketika malamnya Prabowo mengulang deklarasi kemenangannya.

Ada sejumlah pertanyaan di benak publik, ke mana Sandiaga? Mungkinkah Sandi tidak setuju dengan deklarasi kemenangan tersebut? Alasan sakit pun sulit diterima. Bahkan setelah Sandi muncul ketika Prabowo mendeklarasi kemenangan untuk ketiga kalinya, pertanyaan apakah Prabowo-Sandi pecah kongsi masih mengemuka.

Tentu salah besar ketika menganggap kemesraan pasangan nomor urut 02 dalam kontestasi Pilpres 2019 ini sudah berakhir. Bahkan mungkin semakin mesra. Mengapa demikian?

Pertama, bukan hanya Prabowo, Sandiaga pun meyakini keluar sebagai pemenang dalam kontestasi pilpres. Keyakinan itu muncul dari masifnya dukungan yang diterima saat melakoni kampanye di ribuan titik. Dari perspektif ini maka salah jika menganggap Sandi tidak sepakat dengan deklarasi yang dilakukan Prabowo.

Kedua, Sandiaga memiliki ambisi besar untuk sukses di pentas politik nasional. Salah satu contohnya, belum genap setahun melakoni jabatan wakil gubernur DKI Jakarta, sudah langsung menerima pinangan Prabowo untuk menjadi cawapres. Dorongan ambisinya mengalahkan logika untuk memperkuat pijakan sebelum menapak ke jenjang yang lebih tinggi.   

Ketiga, untuk mewujudkan ambisinya, Sandiaga sangat bergantung pada Prabowo. Agenda politik Sandi diyakini tidak terwujud jika melepas diri dari Prabowo. Salah satunya tentu agenda politik untuk kepentingan Pilpres 2024, atau bahkan mungkin kembali Jakarta. Tanpa campurtangan Prabowo, Sandi tentu tidak leluasa menggunakan perahu Gerindra.

Dari beberapa hal di atas, jelaslah kemesraan Prabowo-Sandiaga masih akan berlanjut. Terlebih Prabowo terlihat memanjakan Sandiaga. Setelah didapuk menjadi Wakil Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra, Sandi pun langsung mendapat perahu untuk mengikuti kontestasi Pilgub DKI 2017, tanpa melalui proses berliku.

Sulit bagi Sandiaga untuk bertarung secara total total di pentas politik nasional jika masih bergantung pada Prabowo. Mestinya, dengan sumber daya yang dimiliki, baik finansial dan juga elektabilitas, Sandiaga bisa bersikap secara mandiri. Tetapi hal itu sepertinya mustahil. Sandi masih akan tetap membutuhkan dan bahkan bergantung secara politik kepada Prabowo.

Salam @yb

Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun