Mohon tunggu...
Yon Bayu
Yon Bayu Mohon Tunggu... Penulis - memaknai peristiwa dari sudut pandang berbeda | menolak kampanye kebencian atas nama agama

memaknai peristiwa dari sudut pandang berbeda | menolak kampanye kebencian atas nama agama

Selanjutnya

Tutup

Cerita Pemilih Artikel Utama

Perintahkan Anggotanya Diam, Rizieq Tolak Dukung Prabowo secara Cuma-cuma?

20 Agustus 2018   09:42 Diperbarui: 22 Agustus 2018   01:40 4543
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Imam Besar FPI Rizieq Shihab. Foto: KOMPAS.com/Garry Andrew Lotulung

Imam Besar Front Pembela Islam Habib Rizieq Shihab rupanya tidak ingin langsung memberikan dukungan kepada pasangan Capres dan Cawapres Prabowo Subianto-Sandiaga Salahuddin Uno.

Rizieq menyerukan kepada anggotanya untuk tidak memberikan sikap apapun. Bahkan Rizieq melarang mereka berkomentar baik melalui media sosial maupun media lainnya terkait pemilihan presiden dan siapa calon yang akan dukung FPI.

Dalam pidato yang sudah direkam dan diperdengarkan saat perayaan ulang tahun alias milad FPI ke-20 yang dipusatkan di Bumi Perkemahan Cibubur, Jakarta Timur, Minggu kemarin, Habib Rizieq meminta anggotanya menunggu hasil ijtima kedua Gerakan Nasional Pengawal Fatwa (GNPF) Ulama yang akan digelar usai Hari Raya Idul Adha, tanggal 22 Agustus mendatang.

Sekilas pernyataan Rizieq yang juga Ketua Dewan Pembina GNPF Ulama, menyiratkan jika FPI belum bersikap terhadap 2 pasangan peserta Pilpres 2019 yakni Prabowo-Sandiaga dan Joko Widodo-Ma'ruf Amin. Bahkan Rizieq sama sekali tidak menyinggung soal ganti presiden yang menjadi tagline kubu oposisi, khususnya PKS sebagai partai penopang koalisi bersama Gerindra, PAN dan Demokrat.

Tetapi jika mencermati kalimat berikutnya, jelaslah jika FPI dan juga GNPF Ulama tidak mendukung Jokowi. Sebab kata Rizieq, pihaknya tidak membutuhkan presiden yang takut pada asing, menjual asetnya kepada asing, mengkriminalisasi ulama dan presiden yang menyerahkan kekayaan negara kepada penguasa asing. Rizieq juga menegaskan FPI tidak butuh presiden yang tidak taat pada Allah dan Rasul-Nya.

Meski siapa calon yang dimaksud belum terucap secara gamblang, tetapi tudingan soal aset, asing, kriminalisasi ulama dan lain-lain seperti yang diungkap Rizieq, seolah sudah menjadi bahasa wajib kala oposisi menyerang Jokowi dan pemerintah saat ini. Dengan demikian, karena calonnya hanya ada 2 pasangan, siapa yang akan mendapat dukungan Rizieq dan apa hasil ijtima GNPF Ulama sudah bisa ditebak yakni ke pasangan Prabowo - Sandiaga.

Terlebih sebelumnya, Ketua GNPF Ulama Yusuf Martak sudah menyambangi kediaman Prabowo untuk menyampaikan rencana gelaran ijtima ulama kedua. Prabowo, menurut Yusuf Martak, menyambut sangat baik rencana tersebut. Jadi, jika pun akan ada kejutan, paling jauh GNPF Ulama dan FPI mengambil sikap netral.

Tentu kita tidak mengabaikan peluang dukungan untuk Jokowi karena faktor Ma'ruf Amin sebagai sesama alumni gerakan Bela Islam 212. Terlebih sudah ada pentolan dari kubu Rizieq yang menyeberang ke kubu istana seperti Kapitra Ampera dan Ade Irfan Pulungan, yang sekarang sudah dinonaktifkan dari posisi Wakil Ketua Advokat Cinta Tanah Air yang selama ini mendampingi para ulama ketika berhadapan dengan hukum. Tetapi kemungkinan ini sangat-sangat kecil- sekedar tidak mengatakan impossible.

Pertanyaannya Mengapa Rizieq dan GNPF Ulama tidak langsung memberikan dukungan kepada Prabowo-Sandiaga? Mengapa harus menggelar musyawarah lagi? Apakah karena sebelumnya Prabowo mengingkari hasil ijtima GNPF Ulama yag merekomendasikan nama Ketua Majelis Syuro PKS Salim Segaf Al-Jufri dan Ustad Abdul Somad sebagai cawapres? Atau ada faktor lain?

Mari kita lihat kemungkinannya.

Pertama, forum ijtima ulama akan digunakan untuk mencabut rekomendasi terdahulu dengan berbagai alasan. Salah satunya karena adanya kepentingan yang lebih luas, yakni mengakomodir masuknya dukungan Partai Demokrat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerita Pemilih Selengkapnya
Lihat Cerita Pemilih Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun