Mohon tunggu...
Yon Bayu
Yon Bayu Mohon Tunggu... Penulis - memaknai peristiwa dari sudut pandang berbeda | menolak kampanye kebencian atas nama agama

memaknai peristiwa dari sudut pandang berbeda | menolak kampanye kebencian atas nama agama

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Beda Pribumi Malaysia dan Indonesia di Balik Kemenangan Mahatir

10 Mei 2018   16:52 Diperbarui: 12 Mei 2018   23:48 3236
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Mahatir Muhammad dan Wan Azizah. Foto: bbc.com

Doktor Mahatir Mohammad kembali menjadi pemimpin Malaysia. Menarikmya, Mahatir berhasil memanfaatkan isu bumiputra atau pribumi. Orang-orang nonpribumi Malaysia pun tidak mempersoalkan sebutan pribumi. Hal yang "diharamkan" di Indonesia sehingga ketika ada pejabat yang menyebutnya, dikriminalkan.

Mahatir bukan nama baru dalam kancah perpolitikan Malaysia. Mantan Perdana Menteri selama 22 tahun sejak 16 Juli 1981 hingga 31 Oktober 2003.ini, meraih masa kejayaannya saat Indonesia di bawah rezim Orde Baru yang dipimpin Soeharto.

Mahatir mendapat julukan Soekarno kecil karena keberaniannya menghadapi kebijakan politik Amerika Serikat dan sekutunya, terutama dalam memperjuangkan kepentingan puak Melayu yang disebut sebagai bumiputera.

Mahatir keluar dari Partai United Malays National Organisation (UMNO), partai terbesar di Malaysia yang pernah dua dekade dtpimpinnya untuk membentuk partai baru bernama Parti Pribumi Bersatu Malaysia (PPBM). Pada pemilu yang digelar kemarin, PPBM membangun koalisi Pakatan Harapan (PH) bersama partai Partai Keadilan Rakyat (PKR) yang didirikan Anwar Ibrahim dan kini dipimpin istrinya,  Wan Azizah Wan Ismail. Koalisi Pakatan berhasil menumbangkan UMNO yang sudah menguasai Malaysia sejak menerima kemerdekaan dari Inggris, 1957.

Salah satu penyebab Mahatir turun gunung  memimpin oposisi dan akhirnya sukses melengserkan PM Najib Razak, adalah skandal 1Malaysia Development Berhad (1MDB).  yang diduga melibatkan Najib, meski selalu dibantah.

Laman resmi PPBM menyebut skandal 1MDB menjadi penyebab kemunduran Malaysia yang dulu disegani dunia, namun kini justru menjadi bahan cemoohan.

Namun, terlepas dari skandal 1MDB, isu pribumi atau bumiputera juga menarik dikaji. Sebutan Bumiputera di sini mengacu pada puak Melayu. Sudah lama kesenjangan ekonomi antara kaum bumiputera dengan puak lainnya, menjadi isu politik. Kerusuhan berbau rasial juga bukan barang baru. Bahkan pendukung Najib sempat menggelar demonstrasi memakai kaus merah dengan mengusung yel-yel berbau rasial, untuk melawan kelompok Bersih yang meminta Najib mundur.

Sejak keluar dari UMNO Mahatir sudah "tertular" isu bumiputera yang sebelumnya menjadi andalan Anwar Ibrahim- bukan hanya untuk menghadapi Najib, namun juga Mahatir saat masih berkuasa.

Strategisnya isu bumiputera bisa dilihat dari jargon kaum oposisi selama ini, dan juga berbagai program pemerintah. Bahkan ada kredit perbankkan dengan jaminan pemerintah khusus untuk pribumi. Kabarnya, warga pribumi yang ingin membuka usaha di luar Malaysia juga mendapat kemudahan fasilitas kredit dengan plafon hingga Rp 10 miliar.

Hebatnya, sebutan pribumi tidak lantas membuat puak lain terutama China dan India alergi. Memang puak Melayu alias bumiputera menjadi mayoritas dengan 62,1%. Tetapi populasi keturunan China juga cukup besar yakni mencapai 28.7% dan India 7,2% (2017).

Banyak warga keturunan China dan India yang bergabung dengan PPBM. Bahkan kelompok Bersih yang cukup vokal menyuarakan perlawanan terhadap Najib, didominasi warga keturunan China dan simpatisan PPBM dan PKR.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun