Mohon tunggu...
Yonathan Christanto
Yonathan Christanto Mohon Tunggu... Penulis - Karyawan Swasta

Moviegoer | Best in Specific Interest Kompasiana Awards 2019

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Media Sosial dan e-Commerce di Indonesia

6 Desember 2011   15:10 Diperbarui: 25 Juni 2015   22:45 687
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Perkembangan proses jual-beli secara online di Indonesia dapat dikatakan sangat terlambat dibanding negara-negara lain seperti Amerika, negara-negara di Eropa, Jepang bahkan tetangga kita sendiri seperti Malaysia, Singapura dan Australia. Hal itu dikarenakan kebiasaan belanja masyarakat Indonesia yang lebih senang berbelanja secara langsung ke toko fisik, melihat-lihat bahkan mencoba barang-barang yang ada di toko fisik seperti pakaian dan barang elektronik.

Masyarakat Indonesia tidak terlalu menyukai cara berbelanja secara online dikarenakan tidak dapat mencoba barang yang akan dibeli dan masih kurang rasa kepercayaan terhadap toko online karena takut dengan beberapa hal seperti takut ada penipuan oleh penjual, kualitas barangnya buruk serta bentuk fisik yang bisa berbeda dengan tampilan di website. Selain itu tidak adanya interaksi dengan penjual ataupun pembeli lain selama proses jual beli juga menjadikan berbelanja di toko online menjadi kegiatan yang "bukan Indonesia banget" bagi kebanyakan orang. Justru dengan berbelanja di toko fisik, para pembeli dapat berinteraksi dengan penjual sambil sesekali mengobrol dengan sesama pembeli, dan kegiatan berkomunikasi selama proses jual beli inilah yang benar-benar "Indonesia banget". Mengelilingi toko atau department store untuk sekedar memuaskan batin dengan hanya melihat-lihat dan tidak membeli suatu barang juga menjadi seni tersendiri bagi sebagian orang.

Namun bukan berarti proses jual-beli online di Indonesia menjadi sesuatu yang mustahil atau tidak mungkin untuk dilakukan. Website toko online pun kini sangat banyak jumlahnya namun hanya beberapa yang sukses, sisanya bahkan ada yang gulung tikar. Namun, semenjak berkembangnya fenomena media sosial di Indonesia, proses jual-beli online atau biasa disebut dengan e-commerce di Indonesia justru berkembang pesat melalui jalur ini. Blog, forum dan jejaring sosial adalah contoh-contoh media sosial yang mendukung perkembangan e-commerce di Indonesia. Setiap orang dapat membuat toko online dengan gratis melalui sebuah blog tanpa harus pusing memikirkan nama domain, bandwith serta iuran tahunan untuk menjaga agar websitenya tetap berjalan karena semuanya sudah disediakan oleh pengelola blog gratisan, contohnya seperti wordpress, multiply ataupun blogspot.

Selain blog, kehadiran forum seperti kaskus.us yang menyediakan kanal khusus jual beli juga sangat dinikmati oleh para penjual yang ingin mencari peruntungan di ranah online ini. Penjual tinggal memasarkan barang apa yang ingin dijualnya, untuk kemudian pembeli dapat membeli dan membayar barangnya dengan cara mentransfer uang via bank untuk kemudian barang diantarkan ke rumah ataupun membayar secara COD (Cash on delivery). Selain barang-barang konvensional yang ada di forum jual beli kaskus.us, pembeli pun dapat menemukan dan membeli barang yang unik yang ditawarkan oleh berbagai penjual yang ada di forum tersebut dan bahkan tidak ada di pasaran.

Selain forum dan blog, kehadiran jejaring sosial seperti facebook dan twitter juga meningkatkan proses jual beli online. Di facebook, penjual tinggal membuat akun toko online mereka kemudian menambahkan teman di akun mereka lalu kemudian setelah di confirm, mereka dapat melakukan tagging foto produk mereka ke akun teman-teman mereka. Selain itu, fasilitas chat yang ada di facebook juga semakin memudahkan calon pembeli yang ingin bertanya seputar produk yang ditawarkan toko online tersebut secara real time. Hal ini membuat facebook semakin diminati sebagai media penjualan online karena facebook menawarkansebuah kombinasi yang apik untuk sebuah toko online.

Kehadiran twitter sebagai situs microblogging pun turut membantu perkembangan e-commerce di Indonesia. Penjual yang memiliki toko, baik itu toko fisik ataupun toko online, dapat mengupdate foto-foto atau detil produk-produk barunya melalui twitter atau sekedar memberikan keterangan singkat produk untuk kemudian menyertakan link ke website, forum atau blog toko tersebut, sehingga calon pembeli dapat melihat info produk secara detil.

Namun tidak dapat dipungkiri, berbelanja melalui media sosial tidak selalu aman dan terpercaya. Pembeli juga dapat dirugikan dengan adanya penjual yang "nakal" yang mempermainkan proses transfer uang atau mengirim kepada pembeli barang yang berbeda kualitas ataupun berbeda bentuk dengan yang ditawarkan dan dipromosikan di blog, forum atau jejaring sosial milik penjual tersebut. Baik forum, blog dan jejaring sosial tidak bisa lepas dari yang namanya penjual "nakal", dan kita sebagai pembeli harus lebih teliti, jeli dan melihat rekomendasi serta reputasi si penjual sebelum membeli. Namun, terlepas dari segala kekurangannya, media sosial adalah sarana perkembangan e-commerce di Indonesia. Tanpa media sosial, perkembangan e-commerce di Indonesia pasti akan lebih terlambat lagi.

Itulah beberapa contoh dari fenomena media sosial yang turut mengembangkan e-commerce di Indonesia. E-commerce di Indonesia juga memiliki masa depan yang cerah, dikarenakan setiap orang kini sangat mudah terhubung dengan dunia internet melalui gadget seperti laptop, tablet PC bahkan smartphone yang kini sudah menjamur. Kegiatan masyarakat Indonesia yang semakin hari semakin padat dan hanya memiliki waktu sedikit untuk berbelanja juga akan menjadi faktor utama dalam perkembangan e-commerce di masa depan. Menginginkan sebuah produk baru secara cepat tanpa harus bingung dan pusing dengan jadwal kerja yang semakin padat ataupun menghadapi kemacetan di jalan, akan menjadi alasan yang tepat seseorang berbelanja secara online.

Jadi, itulah media sosial dan E-commerce di indonesia

Salam kompasiana :) -Yonathan Christanto-

Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun