Mohon tunggu...
Yonathan Christanto
Yonathan Christanto Mohon Tunggu... Penulis - Karyawan Swasta

Moviegoer | Best in Specific Interest Kompasiana Awards 2019

Selanjutnya

Tutup

Film Artikel Utama

"Judy", tentang Pelangi yang Mewarnai Akhir Kehidupan Kelam Seorang Judy Garland

7 April 2020   21:01 Diperbarui: 7 April 2020   23:04 470
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Judy(2019) sumber: nypost.com
Judy(2019) sumber: nypost.com
Diangkat dari teater Broadway berjudul End of The Rainbow milik Peter Quilter di tahun 2012, secara garis besar Judy bukanlah sebuah film biopik yang spesial. Formula naik-turun kehidupan pun memang sejatinya sudah jamak diaplikasikan pada film sejenis. Pun selipan pesan kesetaraan gender termasuk LGBTQ juga menjadi sajian utama yang nampak sengaja dimasukkan demi kebutuhan para SJW di dunia perfilman.

Hanya saja, pemilihan garis waktu penceritaan yang pendek membuat kita sebagai penonton memang lebih fokus kepada sosok Judy Garland itu sendiri. Bukan sekadar fokus kepada event/kejadian tertentu yang muncul pada kehidupan Judy. Hal itulah yang kemudian membuat Judy menjadi menarik.

Judy(2019) sumber: variety.com
Judy(2019) sumber: variety.com
Dari awal hingga menjelang akhir film kita tidak diberikan waktu untuk mengagumi sosok Judy Garland sebagai artis besar ataupun seorang living legend. Sejak awal justru kita diberikan visual seorang Judy Garland yang rapuh, terjebak luka masa lalu, dan nampak kehilangan identitasnya sebagai artis besar. Bukan seorang Judy seperti yang kita kenal melalui karya-karyanya.

Bahkan kesempatan untuk comeback ke dunia hiburan dan mendapatkan uang untuk bisa kembali kepada anak-anaknya "hanya" datang dari tawaran Sir Bernard Delfont(Michael Gambon) untuk konser selama lima minggu berturut-turut di klub malam miliknya di kota London. Namun kelak, momen konser di kota London inilah yang akan terus dikenang oleh para fansnya di seluruh dunia.

Di London kita kemudian diperlihatkan sosok Judy Garland yang nampak nervous melihat banyaknya penonton yang memenuhi ruang konser. Di mana tiketnya sendiri sudah sold out sejak nama Judy Garland pertama kali diumumkan di tempat tersebut. Ya, Judy nampak depresi dan tak sehat secara mental.

Judy(2019) sumber: denofgeek.com
Judy(2019) sumber: denofgeek.com
Segala kecemasan, depresi, dan kesulitan hidup yang dialami oleh Judy Garland tersebut juga nyatanya mampu ditampilkan oleh Renee Zellweger dengan apik. Renee jelas membuat kita percaya bahwa dia adalah Judy Garland dengan segala gerak-gerik dan mimik wajahnya. Bukan sekadar aktris peran yang mengandalkan makeup dan hidung prostetik untuk membuatnya nampak mirip.

Ini memang filmnya Renee Zellweger dan melalui film ini Renee membuktikan bahwa dirinya memang pantas mendapatkan piala pada kategori Best Performances by Actress in a Leading Role di gelaran Oscar 2020 lalu.

Judy(2019) sumber: sbs.com.au
Judy(2019) sumber: sbs.com.au
Bukan hanya karena dirinya memang all-out dalam memerankan sang diva legendaris termasuk betul-betul menyanyi untuk lagu seperti Trolley Love dan Somewhere Over The Rainbow lengkap dengan detail artikulasi suara yang mengagumkan, namun juga karena ia mampu menghapus image Renee dan berubah sepenuhnya menjadi Judy Garland. 

Persis seperti yang dilakukan Rami Malek kala menjadi Freddie Mercury, Taron Egerton sebagai Elton John, atau Joaquin Phoenix sebagai Johnny Cash.

Judy(2019) sumber: latimes.com
Judy(2019) sumber: latimes.com
Sementara aktor dan aktris pendukung lainnya semisal Jessie Buckley sebagai asistennya, Finn Wittrock sebagai Mickey Deans, dan Royce Pierreson sebagai Burt Rhodes juga nampak baik dalam memainkan porsinya masing-masing. Kekurangan justru ada pada Darcy Shaw yang nampak kurang 'nendang' dalam memerankan sosok Judy Garland muda yang penuh tekanan.

"I can live without money, but I cannot live without love"- Judy Garland

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun