Mohon tunggu...
Yonathan Christanto
Yonathan Christanto Mohon Tunggu... Penulis - Karyawan Swasta

Moviegoer | Best in Specific Interest Kompasiana Awards 2019

Selanjutnya

Tutup

Film Artikel Utama

"Frozen II", Bukti Superioritas Disney di Ranah Hiburan Anak

26 November 2019   19:11 Diperbarui: 28 November 2019   04:03 3708
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tentunya hal ini menjadi lompatan teknologi yang luar biasa setelah Moana pertama kali memukau penonton dengan hal tersebut sebelum kemudian Toy Story 4 melampauinya dan Frozen II pun kemudian menyempurnakannya.

Tak hanya itu, detail karakter juga menjadi hal yang paling menarik perhatian penulis. Bagaimana latar waktu Frozen II yang memang beberapa tahun setelah film pertamanya, mampu ditranslasikan dalam bentuk wajah Anna dan Elsa yang semakin dewasa. 

Bahkan detail pada wajah masing-masing berhasil membuat kita paham bahwa wajah Elsa yang flawless jelas berbeda dengan Anna yang cenderung tidak terlalu mulus.

Pun begitu dengan detail pada setiap helai rambut sang Princess yang begitu memukau. Apalagi ditambah dengan detail kain pada pakaian yang mereka kenakan, jelas menjadi kombinasi luar biasa yang membuatnya nampak realistis.

Dengan poin-poin di atas, sudah jelaslah mengapa kemudian Frozen II penulis sebut semakin menawan dalam hal detail animasinya.

Disney Princess Tak Harus Memiliki Super Villain

Screencrush.com
Screencrush.com
Benar bahwa cerita princess Disney mengharuskannya memiliki satu karakter penjahat yang ikonik sebagai representasi dari arti kejahatan itu sendiri. Ursula, Maleficent, Jafar, Gaston dan Shan Yu, menjadi contoh beberapa karakter penjahat populer dalam Disney Princess dari masa ke masa.

Namun perkembangan zaman yang lebih modern juga menuntut adanya konflik yang lebih relevan dan tak hanya sekadar jagoan lawan penjahat, agar kelak pesan-pesan di dalamnya dapat tersampaikan dengan maksimal.

Pada film sebelumnya, Elsa dan Anna memang memiliki sosok villain bernama Hans. Namun ia bukan menjadi inti konfliknya, melainkan sosok penjahat yang berperan mengeluarkan potensi terbaik dari konflik utamanya.

Konflik utamanya sendiri kala itu adalah tema ketakutan melawan cinta yang lantas tergambar melalui cinta yang mampu mengubah Elsa dari sosok 'the cursed princess' menjadi sosok 'lovable princess'. Pengendalian diri dan rela berkorban kemudian juga menjadi tambahan pesan yang berhasil disampaikan secara subtil ataupun secara terang-terangan.

Di installment keduanya ini, konflik tematik lantas masih tetap dipertahankan. Yaitu dengan usaha mengungkap kebenaran masa lalu menjadi poin utama penceritaannya yang lagi-lagi tanpa menyertakan sosok super villain.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun