Mohon tunggu...
Yonathan Christanto
Yonathan Christanto Mohon Tunggu... Penulis - Karyawan Swasta

Moviegoer | Best in Specific Interest Kompasiana Awards 2019

Selanjutnya

Tutup

Film Artikel Utama

"Kim Ji-Young, Born 1982", Impian dan Harapan Seorang Wanita yang Terkungkung pada Pilihan Hidup

21 November 2019   12:40 Diperbarui: 22 November 2019   17:39 1557
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kim Ji-Young, Born 1982 (Gambar:Kumparan.com)

Namun tekanan sosial dan tradisi patriarki yang kaku dalam lingkup keluargalah yang juga membuatnya down secara mental. Hingga kemudian hal tersebut turut mempengaruhi ruang kebebasan Ji-Young untuk berekspresi dan bertindak secara nyaman.

Ji-Young seakan memberikan kita gambaran bahwa wanita adalah sebuah anugerah bagi seorang pria yang mendampinginya. Namun juga menyadarkan kita bahwa menjadi wanita sejatinya memerlukan banyak pengorbanan.

Karena biar bagaimanapun mereka tetap dituntut untuk bisa menjadi anak, istri dan ibu di saat bersamaan, dan di sisi lain juga harus mengejar mimpi, hak dan cita-citanya walau realita kadang memberikan mereka jalan terjal yang sulit untuk dilalui.

Sumber gambar: Soompi.com
Sumber gambar: Soompi.com
Kim Ji-Young juga menyampaikan pesan bahwa isu kesetaraan gender sejatinya tak melulu soal bagaimana seharusnya wanita mendapatkan hak-hak yang sama seperti yang diterima laki-laki. Namun juga bagaimana setiap pilihan yang dihasilkan dari kerja sama dan komunikasi bersama pasangan -yang mungkin menghasilkan keputusan yang lebih baik dari sisi wanita- tidak dijustifikasi begitu saja oleh orang lain yang kemudian malah menyudutkan si wanita sebagai sosok penjegal mimpi laki-laki.

Benar bahwa wanita harus menghormati laki-laki. Namun bukan berarti sebagai lelaki lantas bisa 'menutup pintu' impian pasangan begitu saja. Dukungan dan perhatian kita jelas merupakan hal yang bisa membuat setiap wanita merasa percaya diri, bahagia dan merasakan hidup tanpa kekangan.

Penutup

Sumber gambar: Hancinema.net
Sumber gambar: Hancinema.net
Sebagai drama yang mengangkat isu feminisme dan ketimpangan gender, Kim Ji-Young,Born 1982 memang cukup baik dalam mengeksekusi tiap adegannya menjadi pesan dan sentilan yang mengigit.

Membuka mata kita sebagai penonton di luar Korea bahwa sejatinya praktik-praktik misoginis masih lumrah terjadi disana dan begitu frontal dilakukan. Bahkan tak dipungkiri hal seperti itu juga kerap terjadi di beberapa belahan negara lain termasuk di beberapa daerah di Indonesia.

Film ini juga cocok untuk disaksikan bagi pasangan menikah. Menjadi semacam pelajaran tentang bagaimana baiknya memproses ragam problematika rumah tangga menjadi keputusan terbaik bagi pasangan suami istri.

Karena memang beberapa keputusan tidak selalu beeakhir menyenangkan bagi semua pihak. Namun setidaknya, kita bisa memberikan porsi yang pas terkait cara penyelesaian masalah yang ada di hadapan, agar kemudian tidak menimbulkan beban yang terlalu berat bagi salah satu pihak.

Jangan sampai kita baru menyadari kesulitan dan beban yang dialami pasangan ketika mereka sudah ada di titik depresi terdalam akibat terkungkung dalam pilihan hidup yang terpaksa dijalani. Hanya karena pengorbanan besar yang terus menerus dibebankan kepadanya tanpa kita sadari, lantas kita harus menyesal di kemudian hari.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun