Mohon tunggu...
Yonathan Christanto
Yonathan Christanto Mohon Tunggu... Penulis - Karyawan Swasta

Moviegoer | Best in Specific Interest Kompasiana Awards 2019

Selanjutnya

Tutup

Film Artikel Utama

"Susi Susanti: Love All", Drama Olahraga Apik di Tengah Keengganan pada Film Biopik

13 November 2019   13:57 Diperbarui: 14 November 2019   19:51 398
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Meskipun digambarkan secara singkat, namun berbagai detail yang melengkapinya mampu menjadikan adegan tersebut layaknya pertandingan asli yang saat ini bisa kita lihat di youtube. Sehingga tiap adegan rally dan smash yang tercipta, mampu membuat jantung ini ikut berdegup kencang. Persis seperti kala kita menyaksikan pertandingan bulutangkis di televisi.

Pun begitu dengan berbagai shoot lainnya untuk menunjukkan detail suasana Jakarta era 80 dan 90'an. Restoran Chinese food di salah satu sudut kota Jakarta, Plaza Melawai, hingga toko kaset yang menjadi ikon 90'an, mampu ditampilkan dengan detail yang menawan dan ditangkap dengan sangat apik oleh sinematografer Yunus Pasolang (Marlina, Fiksi, Headshot).

Memang masih ada beberapa kekurangan terkait pace di 1/3 akhir film yang nampak terburu-buru dieksekusi demi mencapai konklusinya. Cukup mencederai pace yang sudah terbangun apik sedari awal.

Twitter @filmsusisusanti
Twitter @filmsusisusanti
Pun beberapa adegan memorable lain juga dilewatkan begitu saja semisal Alan yang juga meraih emas di olimpiade. Adegan di podium arena Pavello de la Mar Bella pun nampak jadi kurang emosional, lantaran ditampilkan sekenanya saja. Begitupun lagu Indonesia Raya yang dipotong begitu saja.

Sehingga beberapa adegan memang nampak ditampilkan layaknya sebuah klip video yang tak benar-benar ada konklusinya alias dibiarkan menggantung. Padahal menurut penulis, jika durasi film ini ditambahkan 30 menit saja untuk memberikan gambaran detail pada karakter lain yang mungkin memiliki 'efek samping' atas prestasi Susi maupun pidato Susi yang menggebu, film ini pasti akan semakin mantap.

Meskipun memang hal tersebut adalah bagian daripada minor flaws yang sejatinya tak mencederai apiknya sisi teknis yang digarap di film ini secara keseluruhan.

Penampilan Menawan Para Aktor dan Aktris

Brilio.net
Brilio.net
Tentu tidak berlebihan jika kemudian penulis mengatakan bahwa para aktor dan aktris di film ini mampu memberikan penampilan yang menawan. Pasalnya, setiap porsi penampilan yang diberikan ke masing-masing aktor tersebut, mampu dibayar dengan akting yang memuaskan.

Tak hanya Laura Basuki yang mampu menampilkan sosok Susi Susanti muda dengan cukup otentik, Dion Wiyoko sebagai Alan Budikusuma pun demikian. Mereka tak hanya akurat dalam memberikan tampilan gestur tubuh masing-masing, namun juga mampu memberikan bumbu romantis yang cukup menggemaskan lewat adegan cinta-cintaan mereka di luar lapangan.

Republika.co.id
Republika.co.id
Pun dengan berbagai aktor pendukung lain semisal Kelly Tandiono sebagai Sarwendah, Jenny Zhang sebagai Liang Chiu Sia, Lukman Sardi sebagai MF Siregar, Farhan sebagai Try Sutrisno dan Kin Chew Wah sebagai Tong Sin Fu, masing-masing mampu menyajikan penggambaran karakter yang maksimal sehingga mampu menjadi pelengkap atas berbagai konflik di film ini.

Tidak Seratus Persen Akurat, Namun Cukup untuk Membakar Semangat Nasionalisme

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun