Mohon tunggu...
Yonathan Christanto
Yonathan Christanto Mohon Tunggu... Penulis - Karyawan Swasta

Moviegoer | Best in Specific Interest Kompasiana Awards 2019

Selanjutnya

Tutup

Film Artikel Utama

"Perempuan Tanah Jahanam", Menikmati Perjalanan Penuh Teror di Tanah Terkutuk

18 Oktober 2019   09:41 Diperbarui: 19 Oktober 2019   17:01 1078
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tara Basro di Perempuan Tanah Jahanam (Dok Rapi Films/Base Entertainmen)

Ada kontak batin antara Maya dan desanya. Bahkan ada faktor yang lebih emosional dan personal, alih-alih pergi untuk sekadar memenuhi rasa penasaran.

sumber: Rapi Films
sumber: Rapi Films
Sebagai film kombinasi psychological dan supernatural horor, Perempuan Tanah Jahanam sukses menghadirkan suasana mencekam lewat tone kelam dan cara pengambilan gambar yang brilian dari sinematografer Ical Tanjung.  

Setiap shoot nya sangat detail pun cukup efektif dalam menghadirkan rentetan kengerian dan perasaan tidak nyaman tanpa harus bergantung kepada jumpscare.

Apalagi kemudian tiap shoot nya berpadu apik dengan scoring garapan Aghi Narottama dan Bembi Gusti. Seakan semakin menghidupkan rentetan teror dengan dinamika yang mengasyikkan. Entah berapa kali saya menurunkan posisi saya di kursi penonton, berkat suasana tidak nyaman tersebut.

Membawa semangat horor klasik, pemilihan judul Perempuan Tanah Jahanam juga semakin meyakinkan bahwa ini adalah sebuah penghormatan yang ditujukan bagi penggunan judul khas film cult horor Indonesia yang kerap muncul di era 70 hinggar 80-an semisal Dikejar Dosa dan Lukisan yang Berdarah.

Pun unsur ultra violence, usaha pemerkosaan dan tumbal yang dibawa di film ini juga seakan mengingatkan kita akan unsur yang sama yang kita kenal lewat film-film klasik tersebut. 

sumber: Rapi Films
sumber: Rapi Films
10 tahun waktu yang dibutuhkan Joko Anwar dalam membuat film ini saya rasa cukup beralasan. Secara plot mungkin banyak yang berpikir bahwa film ini cukup sederhana dan membuat banyak yang bertanya kenapa harus ditunda hingga 10 tahun.

Bahkan kita pun sejatinya sudah sering diberikan tontonan seputar desa terpencil nan berbahaya semisal dalam film The Village, Apostle, bahkan yang terbaru adalah Midsommar yang banyak dibicarakan para penikmat film. Lantas, apa yang membedakan Perempuan Tanah Jahanam ini?.

Detail dan eksplorasi budaya lokal jelas menjadi jawabannya. Entah dalam penampilan unsur kebudayaan, cara pengambilan gambar, tokoh-tokoh pendukung atau ragam clue yang tersebar hingga menjadi satu jawaban yang utuh, menjadi sebab mengapa waktu 10 tahun untuk menggarap film ini nampak masuk akal. 

Perempuan Tanah Jahanam berhasil menyentuh milestone baru dalam ranah horor nasional terkait ragam detail yang dibawanya tersebut. Jelas, tak mudah membuat film sesolid ini.

Jika Pengabdi Setan memunculkan tren baru di ranah supernatural horor terkait penggunaan tema vintage baik pada latar tempat, musik maupun plot, maka Perempuan Tanah Jahanam niscaya akan membawa tren baru di ranah psychological horror di masa depan. Tinggal kita lihat saja beberapa tahun ke depan, referensi apa dari Tanah Jahanam yang akan dibawa oleh film horor lokal lainnya.

sumber: Rapi Films
sumber: Rapi Films
Sementara sorotan utama jelas ada pada peran yang dimainkan Christine Hakim. Beliau bukan hanya mampu menunjukkan kelasnya di film pertamanya yang bergenre horor, namun juga membuat kita percaya terkait perannya sebagai antagonis yang tak hanya jahat namun juga sakit. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun