Mohon tunggu...
Yonathan Christanto
Yonathan Christanto Mohon Tunggu... Penulis - Karyawan Swasta

Moviegoer | Best in Specific Interest Kompasiana Awards 2019

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

"Ad Astra", Pengalaman Sinematik yang Epik dan Emosional dalam Latar Eksplorasi Luar Angkasa

22 September 2019   09:17 Diperbarui: 22 September 2019   09:43 453
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dari hitam putihnya landscape bulan, hingga ruangan berwarna merah kala ada di planet Mars, tentu menyajikan pengalaman sinematik yang unik dan berbeda dengan film sci-fi lainnya mengenai eskplorasi luar angkasa.

Ruangan All Red di Planet Mars sumber: 20th Century Fox 
Ruangan All Red di Planet Mars sumber: 20th Century Fox 

Bahkan untuk product placement yang begitu banyak semisal Yoshinoya, Virgin Atlantic dan Dunkin Donuts pada sebuah penggambaran mall di bulan, juga ditampilkan pada porsi yang sesuai. Peletakannya tidak terkesan mengada-ada dan justru tampil realistis dengan suasana koloni bulan yang memang nampak menjadi proyek ambisius manusia di masa mendatang.

Untuk CGI tentu saja tak usah ditanya. Baik penggambaran landscape planet, kehampaan luar angkasa, hingga cincin Neptunus yang begitu indah sekaligus misterius, mampu ditranslasikan ke dalam visual yang megah dan luar biasa.

Visualnya begitu memanjakan mata dan nampak begitu akurat dan detail untuk penggambaran kokpit pesawat luar angkasanya. Canggih, namun tak terkesan terlalu futuristik berkat penggambaran teknologi yang masih dekat dengan era kita sekarang.

sumber: 20th Century Fox 
sumber: 20th Century Fox 

Sementara komposisi scoring garapan Max Richter juga tak kalah baik mendukung suasana angkasa luar yang penuh misteri. Apalagi kemudian hal tersebut dikombinasikan dengan berbagai sound effect yang juga tak kalah brilian.

Sehingga baik suasana dalam stasiun angkasa luar, di dalam atau di luar pesawat eksplorasi ataupun kala  berada di suatu koloni planet misalnya, mampu ikut membawa kita masuk ke dalam suasana tersebut.

Hanya saja, scoring dalam film ini terasa tak begitu memorable seperti yang dihadirkan First Man dengan komposisi musik dari alat musik Theremin-nya. Bagi saya, musik dalam First Man sejauh ini adalah yang mampu mendekati suasana angkasa luar yang penuh misteri karena nuansa yang dihadirkan begitu kelam, menakutkan, namun di satu sisi juga menenangkan.


Jika First Man kemudian membuat kita percaya bahwa Gosling adalah Neil Armstrong dengan segala mental illness nya. Atau Sandra Bullock dalam Gravity yang membuat kita ikut larut dalam kesakitan dan kesendirian di luar angkasa yang gelap dan luas tersebut. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun