Mohon tunggu...
Yonathan Christanto
Yonathan Christanto Mohon Tunggu... Penulis - Karyawan Swasta

Moviegoer | Best in Specific Interest Kompasiana Awards 2019

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Menikmati Hari Terakhir Operasional TIM XXI yang Penuh Kenangan

19 Agustus 2019   08:17 Diperbarui: 19 Agustus 2019   09:19 4413
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
TIM XXI | Dokumentasi pribadi

Jam sudah menunjukkan pukul 16.20 WIB kala saya mulai menaiki ojek online yang saya pesan beberapa menit sebelumnya untuk menuju ke bioskop XXI yang ada di dalam area Taman Ismail Marzuki. 

Film Perburuan yang akan saya tonton pun akan segera dimulai 30 menit lagi sesuai dengan jadwal tayang di aplikasi ticketing online yang saya gunakan.

Ya, seharusnya hari ini saya bersama dengan rekan-rekan Komik mengikuti rangkaian nobar maraton Bumi Manusia dan Perburuan. Namun karena satu dan lain hal, saya pun akhirnya membatalkan acara yang diselenggarakan Komik karena waktunya tidak memungkinkan. 

Perburuan yang "gagal" ditonton maraton itu pun pada akhirnya saya pilih sebagai tontonan Minggu sore bertepatan dengan hari terakhir operasional bioskop XXI di Taman Ismail Marzuki.

Ya, bioskop XXI TIM berhenti beroperasi mulai Senin, tanggal 19 Agustus 2019. Meninggalkan para pengunjung setianya yang telah menjadikan "bioskop sederhana" tersebut sebagai ruang tonton favoritnya.

Adalah akun twitter @bicaraboxoffice yang pertama kali saya lihat soal cuitan pemberitahuan terkait tutup permanennya bioskop XXI di area Taman Ismail Marzuki. Sontak kabar itu pun membuat saya kaget karena bioskop TIM sendiri merupakan salah satu lokasi bioskop favorit saya.

Wartakota.tribunnews.com
Wartakota.tribunnews.com
Kabar penutupan bioskop yang berdiri di area taman seluas 9 hektar yang diresmikan oleh Gubernur Ali Sadikin di tahun 1968 silam itu pun sontak menyebar dengan cepat di kalangan warga net. Laman berita online pun bergantian menampilkan berita yang sejatinya cukup mengejutkan ini.

Memang, berita tentang rencana penutupan bioskop TIM XXI ini sudah pernah disampaikan di bulan November tahun 2018 silam. Hanya saja banyak yang tak menyangka bahwa tanggal 18 Agustus 2019 ini lah yang dipilih menjadi hari terakhir operasional bioskop tersebut.

Dilansir dari CNN.com, gedung bioskop TIM XXI pun akan segera dibongkar untuk kemudian dijadikan gedung perpustakaan yang baru. Sementara bagian lainnya akan digunakan untuk perluasan gedung pertunjukkan Graha Bhakti Budaya yang saat ini posisinya ada di samping gedung XXI persis. 

Selain itu pembongkaran tersebut juga dilakukan terkait kontrak XXI TIM yang sudah selesai per tanggal 19 Agustus 2019 dan konon tak diperpanjang oleh pihak pengelola bioskop.

Jadi, masih menurut sumber yang sama, bioskop XXI sebenarnya masih memungkinkan untuk hadir kembali jika proses revitalisasi TIM tahap 1 sudah selesai di tahun 2021 kelak. 

Namun untuk lokasinya kemungkinan akan dipindah ke bagian depan. Itupun jika pengelola bioskop memang mau untuk memperpanjang lagi kontrak bioskop di lokasi tersebut.

Dan terlepas dari bakal muncul kembali atau tidaknya bioskop di TIM, setidaknya ada beberapa poin yang akan disampaikan terkait mengapa bioskop ini pantas untuk menjadi favorit banyak orang. Dimana keputusan penutupannya pun dirasa cukup mengecewakan bagi banyak orang.

Lantas, apa saja sih poin-poin tersebut?

1. Lokasi Strategis
Tak sulit mencapai TIM XXI. Rutenya yang dilewati berbagai jenis moda transportasi, jelas membuat bioskop ini dengan seketika menjadi favorit banyak orang. 

Pun letak bioskop yang bersifat standalone-tidak menyatu dengan mal-, sangat mudah dijangkau dan ramah terhadap berbagai latar belakang penonton, mulai dari penonton usia tua, muda, hingga bagi para penonton penyandang disabilitas.

Kemudahan akses inilah yang nyatanya menjadi perhatian banyak penikmat film yang merasa kehilangan terkait penutupan ini.

2. Harga Tiket yang Terjangkau
Letak bioskop yang berdekatan dengan saudara tuanya, Metropole, lantas tak membuat TIM XXI mengikuti jejak perubahan Metropole setidaknya dari sisi pemasangan harga jual. TIM jelas menawarkan harga tiket yang jauh lebih murah dibandingkan saudara tuanya tersebut.

Meskipun dari sisi infrastruktur TIM memang lebih sederhana dibanding Metropole, namun hal tersebut rasanya tak perlu dipermasalahkan. Harga tiket yang terjangkau jelas sudah cukup membahagiakan bagi para moviegoers yang hobi berburu film baru.

3. Sederhana Namun Nyaman
Tak bisa dipungkiri, TIM XXI memang menyediakan fasilitas bioskop yang bisa dibilang sederhana. Format tempat duduk yang masih mempertahankan posisi kursi layaknya teater, luas ruang studio yang tak terlalu besar dan kualitas sound system yang tak terlalu mewah, menjadi beberapa contoh betapa sederhananya instalasi bioskop di gedung tersebut.

Namun dari kesederhanaan itu juga lah yang pada akhirnya membawa kenyamanan tersendiri bagi para penontonnya. TIM XXI menyajikan atmosfer yang khas dan berbeda, yang sayangnya tak akan lagi bisa ditemukan pada lokasi studio bioskop lainnya.

Jarang-jarang bukan gedung bioskop dikelilingi ruang terbuka hijau yang luas disertai dengan pojok-pojok kreatif yang diisi oleh banyak anak muda berbakat?

4. Tempat Bernaung Film-film Arthouse
Seiring dengan menjamurnya film-film Indonesia yang semakin berkualitas, maka semakin banyak juga lah film-film arthouse yang diproduksi dan dirilis ke khalayak luas. Namun dengan jenis materinya yang cukup berat atau tak populer, tentu tak semua lokasi bioskop mau/bisa menayangkannya.

Dan TIM XXI lah yang selama ini rajin menampung film-film arthouse yang sebelumnya "ditolak" oleh bioskop-bioskop lain tersebut. Maka film-film seperti Istirahatlah Kata-kata, Tiga Dara versi Restorasi dan Kucumbu Tubuh Indahku yang memiliki materi berat dan segmented, tentu saja bisa kita nikmati pada akhirnya. 

TIM XXI jelas menjadi semacam tempat bernaung bagi film-film arthouse.

5. Menjadi Tempat Khusus Para Pecinta Film
Tanpa bermaksud mendiskreditkan lokasi ataupun jangkauan kelas sosial bioskop lainnya, tak bisa dipungkiri bahwasanya XXI Taman Ismail Marzuki telah memfilter para penonton dengan sendirinya. Dengan kata lain, penonton yang datang ke TIM XXI adalah orang-orang yang memang datang untuk menonton dan menikmati film.

Entah mengapa sangat jarang ditemui penonton yang "aneh" selama saya memanfaatkan fasilitas ruang tonton di bioskop tersebut selama bertahun-tahun. 

Ritual menonton pun menjadi maksimal karena tak lagi ditemukan gangguan yang datang dari kursi penonton semisal bersuara keras ataupun tindakan norak lainnya yang berpotensi mengganggu penonton lainnya.

***

Entertainment.kompas.com
Entertainment.kompas.com
Ya, 5 poin diatas setidaknya sudah cukup untuk menggambarkan alasan mengapa bioskop TIM XXI tersebut layak untuk diminati dan difavoritkan banyak orang. 

Tak hanya terkait unsur historisnya saja, melainkan juga berbagai unsur teknis lainnya yang membuat lokasi dan fasilitas bioskop ini menjadi whole package yang dicintai banyak orang.

Tak hanya itu, bagi sebagian orang, TIM juga nyatanya menyimpan banyak kenangan pribadi yang membuatnya lebih dari sekadar wahana historis. 

Kenangan masa muda bersama pacar kala menikmati fasilitas bioskop tersebut, menjadi saksi bisu munculnya program nomat (nonton hemat) belasan tahun silam, hingga nostalgia pergi nonton bersama teman-teman sekolah, menjadi contoh betapa TIM XXI memiliki kedekatan personal dengan beberapa orang.

Dan saya yakin para pembaca juga memiliki kisah personalnya sendiri yang berhubungan dengan bioskop ini.

Namun keputusan sudah diketuk, bioskop TIM XXI pun tak akan lagi bisa kita lihat mulai tanggal 19 Agustus 2019 hingga waktu yang belum ditentukan. Kalaupun 2 tahun ke depan bioskop ini kembali muncul, entah apakah masih mampu menjadi bioskop favorit banyak orang layaknya saat ini.

***

Jam sudah menunjukkan pukul 18.30 kala saya meninggalkan ruang studio. Berdiri sejenak di lobi sembari mata ini menyapu setiap sudut ruangan, saya pun kemudian mengambil satu foto yang kemudian menjadi foto pembuka tulisan ini. Satu saja, karena semakin banyak foto yang diambil maka akan semakin melankolis hati ini.

Ah, sampai berjumpa kembali TIM XXI. Kami atau tepatnya saya, pasti akan merindukanmu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun