Mohon tunggu...
Yonathan Christanto
Yonathan Christanto Mohon Tunggu... Penulis - Karyawan Swasta

Moviegoer | Best in Specific Interest Kompasiana Awards 2019

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Mengapresiasi Langkah Jitu "Jemput Sampah" ala Bioskop XXI

2 Agustus 2019   13:37 Diperbarui: 3 Agustus 2019   14:11 1690
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi bioskop XXI (Kontan/Baihaki)

Sejatinya permasalahan sampah di dalam bioskop adalah masalah klasik yang terus berulang dan menghadirkan pro dan kontra di masyarakat terkait usaha penanggulangan sampah dari pihak bioskop itu sendiri. 

Banyak yang berpendapat bahwa sampah di bioskop adalah tanggung jawab pengunjung/penonton, namun tak sedikit juga yang melemparkan secara penuh tanggung jawab tersebut kepada petugas kebersihan.

Sekadar menyegarkan ingatan, coba saja tengok postingan instagram jaringan bioskop XXI lewat akun @cinema21 di bulan Juli tahun 2018 silam. Disitu mereka mengunggah foto yang memperlihatkan kondisi studio bioskop pasca pemutaran film yang begitu kotor, semrawut dan tak sedap dipandang mata. 

Untuk kemudian memberikan caption foto yang isinya mengajak para penonton untuk mau ikut ambil bagian dalam menjaga kebersihan sekaligus meringankan tugas para petugas kebersihan.


Postingan yang mendapatkan sekitar 17 ribu likes dan hampir 5 ribu komentar itu pun diisi dengan komen beragam dari para warga net. 

Sebagian besar mendukung himbauan tersebut, namun tak sedikit juga yang menolak dengan berbagai alasan seperti menganggap hal tersebut menjadi tanggung jawab total dari petugas kebersihan. 

Lainnya mengatakan bahwa menghamburkan sisa makanan di dalam bioskop sah-sah saja karena hal tersebut sebagai bentuk kekesalan karena telah membayar harga snack yang mahal.

Debat kusir yang seakan tak ada habisnya tersebut serta tak ditemukannya perubahan besar sejak himbauan larangan membuang sampah di dalam ruangan bioskop muncul pertama kali, lantas membuat jaringan bioskop XXI mulai berinisiatif sendiri. 

Mereka pun lantas menggunakan strategi jemput sampah-yang saya ambil dari istilah jemput bola-, untuk menanggulangi permasalahan sampah lebih besar lagi dan terutama untuk "mengajari" para pengunjung pentingnya menjaga kebersihan secara halus.

Ilustrasi. Sumber: channelnewsasia.com
Ilustrasi. Sumber: channelnewsasia.com
Sebenarnya strategi seperti ini sudah berjalan di beberapa bioskop XXI bahkan CGV ataupun Cinemaxx. Hanya saja belum menjadi standar operasional dan hanya sekadar inisiatif dari para petugas kebersihan yang menyodorkan kantung sampah hitam besar di dekat pintu keluar ruangan bioskop. Jadi hal seperti ini kadang ada kadang tidak dan tentunya tak membuat penonton aware akan kehadirannya.

Awalnya tempat sampah XXI ini viral di media sosial twitter beberapa hari yang lalu. Entah siapa yang mempostingnya pertama kali, namun cuitan yang menyertakan foto tong sampah yang diletakkan di dekat pintu keluar teater begitu film usai, lantas di retweet oleh berbagai akun film enthusiast dan tentu saja oleh para akun pegiat industri perfilman. Sebuah hal sederhana yang tentu saja menarik dan patut diapresiasi.

Lantas, rasa penasaran saya akan tong sampah viral itu pun berakhir setelah berkesempatan untuk merasakan langsung sensasi buang sampah ke tong sampah khusus tersebut usai menyaksikan film Hobbs & Shaw Rabu lalu. Berikut fotonya;

Tong sampah di dalam studio bioskop Epicentrum XXI (dokpri.)
Tong sampah di dalam studio bioskop Epicentrum XXI (dokpri.)
Kesan pertamanya cukup menarik karena tong sampahnya sendiri didesain dengan warna dan gambar yang lucu. 

Sehingga, tentunya, mendatangkan rasa penasaran kala tong tersebut dibawa masuk ke dalam studio dan pada akhirnya mau tak mau menarik orang untuk memasukkan sampah miliknya ke dalam tong tersebut.

Bahkan jaringan bioskop XXI pun sudah menyiapkan advertising dengan style kekinian yang berisi ajakan membuang sampah ke tempat yang benar, lengkap dengan tagar #PadaTempatnya. Iklan tersebut bahkan ditayangkan bersamaan dengan deretan iklan lain sebelum penayangan film dimulai. Berikut klip iklannya;


Dengan langkah konkrit yang dilakukan pihak XXI untuk meminimalisir sampah di dalam studionya, jelas hal ini patut diapresiasi. Pasalnya, untuk menghadapi tipikal penonton Indonesia yang ndablek apalagi soal menjaga kebersihan, memang harus dilatih dengan sedikit tambahan pressure. 

Nah, tong sampah ini sejatinya juga diharapkan mampu menjadi "pressure" dalam arti positif, dimana penonton jadi tersadar dan muncul rasa bersalah apabila tidak membawa sisa sampah makan dan minumnya.

Sepantauan saya pribadi, hal ini cukup berhasil dimana kemudian para penonton jadi "bersemangat" membereskan sisa snack mereka untuk ditransfer ke dalam tong sampah itu. Ya, meskipun sebagian penonton cenderung masih abai dan seolah tak tahu apa-apa soal sampah yang berserakan di areanya.

Lagipula, dengan kita mau membereskan sampah kita sendiri dan buang di tempat yang seharusnya, kita benar-benar sudah membantu para petugas kebersihan menyelesaikan tugasnya dengan maksimal. Karena dengan jarak show yang mepet, mereka pun dituntut bekerja lebih cepat membereskan semuanya sebelum kemudian membuka pintu studio kembali untuk show selanjutnya.

Konon, mereka hanya punya waktu 10-20 menit untuk berberes di dalam. Itupun kalau waktu filmnya normal dan ketika credit title muncul, penonton sudah meninggalkan tempatnya. Nah, jika filmnya semacam Avengers ataupun Hobbs & Shaw yang waktu tayangnya sangat padat ditambah ada after credit sampai credit title berakhir, bisa dibayangkan bukan betapa mereka harus terburu-buru mengerjakan semuanya?

Tong sampah terlihat dari row E bioskop Epicentrum XXI (dokpri.)
Tong sampah terlihat dari row E bioskop Epicentrum XXI (dokpri.)
Namun sejatinya, kehadiran tong sampah ini bukan semata-mata tentang tindakan yang patut diapresiasi saja. Malahan hal ini seakan menampar kita dengan keras bahwa untuk menjaga kebersihan dari hal yang paling sederhana seperti itu saja kita lagi-lagi harus "disuapi". 

Kurangnya mentalitas untuk bisa sadar diri dan menghargai orang lain itulah yang menyebabkan kenapa urusan sesederhana sampah saja selalu menjadi polemik, bahkan di bioskop yang ruang lingkupnya kecil sekalipun.

Memang sih, persoalan sampah di dalam bioskop ini tak hanya terjadi di Indonesia saja. Di luar negeri pun hal ini tetap menjadi sorotan karena tetap ada 2 kubu yang berseteru mengenai penting tidaknya buang sampah setelah menonton.

Laman web entertainment screencrush.com sendiri pernah memposting artikel berjudul "Is It Okay To Throw Thrash in The Floor in The Movie Theater?". 

Artikel ini cukup ramai dikunjungi dengan mayoritas peserta polling di twitter terkait artikel ini menjawab "No". Namun layaknya di Indonesia, nyatanya masih banyak juga yang "mendukung" aksi membiarkan sampah dalam ruang bioskop tersebut.

Begitupun dengan laman atthecinema.net yang justru lebih keras menyikapi hal ini. Artikel berjudul "Leaving Behind Rubbish at Cinemas: Not a Matter of Entitlement but an Indication of Bad Habbits". 

Di sini jelas menentang kebiasaan kita meninggalkan sampah, karena pada akhirnya hal itu bukanlah mengenai hak penonton lagi melainkan kebiasaan buruk yang mampu merugikan banyak pihak.

Namun diluar pro dan kontra terkait perbedaan cara berpikir pengunjung bioskop tentang sampah, memang sudah selayaknyalah kebersihan di dalam bioskop itu menjadi tanggung jawab bersama. 

Pihak bioskop sudah menyediakan petugas kebersihan untuk membuat kita duduk nyaman selama film berlangsung, masa kita juga tidak mau membantu meringankan sedikit tugas dari para petugas kebersihan tersebut? 

Atthecinema.net
Atthecinema.net
Karena biar bagaimanapun, membawa sampah makanan dan minuman yang jumlah atau beratnya tak seberapa itu jauh lebih ringan daripada apa yang harus dilakukan para petugas kebersihan ketika harus berjibaku dengan waktu membersihkan sekaligus menyiapkan suasana ternyaman bagi kita para penonton.

Sumber: Twitter @cinema21
Sumber: Twitter @cinema21
Dan semoga strategi ini bisa diadopsi juga oleh jaringan bioskop lain. Karena kalau bioskop bersih tentunya petugas kebersihan akan semakin cepat membereskannya. Studio akan dibuka tepat waktu dan film pun tak akan terlambat tayang. 

Dan pada akhirnya kita pun senang karena bisa menyaksikan film dengan nyaman. Ya, seperti itulah rantai positif yang bisa tercipta hanya dengan memulai hal sederhana yaitu membuang sampah.

Yuk, mulai buang sampah pada tempatnya.

Salam Kompasiana.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun