Mohon tunggu...
Yonathan Christanto
Yonathan Christanto Mohon Tunggu... Penulis - Karyawan Swasta

Moviegoer | Best in Specific Interest Kompasiana Awards 2019

Selanjutnya

Tutup

Film Artikel Utama

Tentang Cinta, Kesetiaan, dan Harapan dalam "A Dog's Journey"

9 Juli 2019   23:09 Diperbarui: 12 Juli 2019   14:49 531
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Masa tua Ethan (Dennis Quaid) awalnya nampak menyenangkan karena kini ia tak hanya menghabiskan sisa hidupnya di ladang bersama istrinya saja, Hannah (Marg Helgenberger), namun juga bersama cucunya CJ dan menantunya, Gloria (Betty Gilpin). Kehilangan putra semata wayangnya membuat Hannah dan Ethan begitu menyayangi CJ dan Gloria, meskipun Gloria tidak merasakan kasih sayang itu.

Sebuah konflik besar kemudian terjadi dan secepat kilat memisahkan Ethan dan Hannah dari Gloria dan CJ. Salah pengertian membuat Gloria pada akhirnya memilih untuk meninggalkan mereka dengan membawa serta CJ yang masih sangat kecil.

Sumber: Deadline.com
Sumber: Deadline.com
Ketika kesedihan yang menerpa Ethan dan Hannah tersebut belum berakhir, Bailey (diisi suara oleh Josh Gad), anjing Ethan yang begitu setia dan sudah berusia tua, mendadak sakit dan tubuhnya melemah. Ethan pun kemudian memiliki firasat kuat bahwa hidup Bailey tak akan lama lagi.

Beberapa saat sebelum Bailey menghembuskan nafas terakhirnya, Ethan pun membisikkan pesan ke telinga Bailey sambil berlinang air mata. Bailey diminta untuk terus menjaga CJ dan memberikannya kebahagiaan, meskipun harus melewati berbagai fase kehidupan baru.

Sumber: Thenational.ae
Sumber: Thenational.ae
Bailey pun kemudian bereinkarnasi dalam berbagai bentuk tubuh anjing lain, untuk terus menemani CJ remaja (Abby Rider Fortson) hingga CJ dewasa (Kathryn Prescott). Namun tak hanya menemani, Bailey pun pada akhirnya membuka banyak petualangan baru yang mengajarkan arti kesetiaan, cinta dan harapan dalam hidup.

Sebuah Film Ringan yang Menguras Sisi Emosional

Sumber: Variety.com
Sumber: Variety.com
Sebagai film lanjutan dari A Dog's Purpose di tahun 2017 silam, A Dog's Journey masih membawa intisari yang sama yaitu seputar hubungan manusia dengan anjing yang dibalut dengan unsur fiksi yang kental. Yaitu tentang bagaimana jika seekor anjing mampu bereinkarnasi demi memenuhi tujuan hidupnya bagi kebahagiaan manusia.

Dengan premis seperti itu, kisahnya pun begitu sederhana dan jalan ceritanya pun ringan. Ditambah dengan kehadiran tokoh utama seekor anjing yang lucu, tentu saja menjadikan film ini sebagai sajian kisah yang bisa dinikmati bersama keluarga.

Jika dalam A Dog's Purpose kita disuguhi kisah Bailey yang bereinkarnasi dalam berbagai kehidupan dan dipelihara berbagai majikan sebelum mampu secara total memenuhi tujuannya dalam menggembirakan hati Ethan, A Dog's Journey pun membawa narasi yang kurang lebih sama. Namun bedanya, kali ini Ethan lah yang langsung "menugaskan" Bailey untuk bisa membahagiakan cucu satu-satunya yang begitu mereka sayangi.

Sumber: Slate.com
Sumber: Slate.com
Film ini pun secara jelas membedakan sisi jahat dan baik melalui tindakan para tokoh antagonis dan protagonisnya. Tidak ada yang abu-abu di film ini, sehingga tak akan memunculkan plot twist dari suatu karakter ataupun kejadian tertentu.

Namun, film ini memang tidak menitikberatkan pada hal-hal tersebut. Lebih dari itu, film ini memfokuskan kisahnya pada bagaimana kuatnya hubungan antara manusia dan hewan sembari menyelipkan pesan kuat tentang arti cinta, kesetiaan dan loyalitas. Memancing air mata untuk mengalir di sepanjang film memang sudah menjadi "purpose" film ini.

Sumber: Twincities.com
Sumber: Twincities.com
Sedari awal kita sudah disuguhi konflik yang didasari oleh isu sosial yang relate dengan kondisi modern saat ini semisal bad parenting, penyalahgunaan warisan, pertemanan yang salah, hingga krisis kepercayaan diri. 

Semua hal tersebut berpadu menjadi deretan konflik yang membentuk dinamika emosi di sepanjang film, dengan sosok Bailey dan berbagai nama reinkarnasinya hadir sebagai antidote dan penghibur di sela-sela konflik tersebut.

Namun konflik yang bercabang tersebut nyatanya membuat beberapa sub-konflik tak mampu dituntaskan dengan maksimal hingga membentuk plot hole yang tak benar-benar terjawab hingga film berakhir. Tak terlalu mengganggu memang, hanya saja beberapa konflik yang seharusnya mampu diselesaikan dengan baik jadi nampak biasa saja dan tak terasa sisi emosionalnya. Padahal cukup berpotensi memancing air mata untuk keluar lebih banyak lagi.

Namun setidaknya sang sutradara spesialis tv series, Gail Mancuso, masih konsisten memberikan tiga pesan utamanya di film ini yaitu cinta, kesetiaan dan harapan tanpa menggurui secara berlebihan. Kesetiaan yang dipelajari dari Bailey, besarnya cinta yang ditunjukkan oleh Ethan dan Hannah, hingga harapan hidup yang digambarkan lewat tragedi yang dialami CJ juga Trent (Henry Lau).

Sumber: Latimes.com
Sumber: Latimes.com
Dan layaknya film tentang relationship antara anjing dan manusia seperti Hachiko, Air Bud, Benji dan Beethoven, film ini memang tak menyajikan desain produksi yang spesial. Sinematografinya pun cenderung biasa saja meskipun nuansa hangat dan melankolisnya sudah terasa sejak menit awal film berjalan. Tone nya sekilas nampak mirip dengan film-film faith-based movies semisal Fireproof atau Miracles from Heaven.

Namun tentu saja, berbagai jenis anjing yang muncul memang menjadi primadona dan membuat siapapun gemas oleh berbagai tingkah unik yang dilakukan para anjing tersebut. Dari mulai Bailey dalam wujud St.Bernard, kemudian bereinkarnasi menjadi Molly dalam wujud Beagle, atau reinkarnasi menjadi Big Dog dalam wujud Mastiff, hingga reinkarnasi terakhir sebagai Max dalam wujud Yorkshire Terrier, semuanya menampilkan tingkah laku kocak yang pastinya mampu mengocok perut.

Sumber: Latimes.com
Sumber: Latimes.com
Sementara dari sisi pemeran, Dennis Quaid tentu saja masih menunjukkan sosok kebapakannya yang hangat, tegas dan juga bijaksana. Sementara sang aktris cilik yang sebelumnya bermain apik dalam film Ant-Man and The Wasp,Abby Ryder Fortson, mampu menampilkan performa yang apik sebagai CJ remaja. Dan Henry Lau tentu saja menjadi sosok penting yang memainkan dinamika hubungan antara CJ dan Trent, yang di beberapa adegan mampu membuat penonton terbawa emosinya hingga mengeluarkan kata "ciyeee" tiap muncul beradu akting dengan Kathryn Prescott.

Penutup

Sumber: Washingtonpost.com
Sumber: Washingtonpost.com
Meskipun film ini diangkat dari novel berjudul sama dan berperan sebagai lanjutan dari film A Dog's Purpose di tahun 2017 silam, nyatanya film ini masih bisa dinikmati secara terpisah tanpa harus mengikuti film pertamanya. 

Kekurangan pasti ada, entah pada pendalaman beberapa konflik yang kurang, adegan-adegan cacat logika, hingga beberapa dubbing Bailey yang terkesan 'kurang tepat sasaran'. Namun hal tersebut nyatanya tak memberikan gangguan yang cukup berarti bagi keseluruhan isi film. A Dog's Journey masih nyaman untuk diikuti.

Jalinan kisahnya yang mampu mengaduk sisi emosional penonton, membuat film ini menjadi sajian wajib buat kalian para pecinta drama dan penyayang binatang. A Dog's Journey tak boleh dilewatkan begitu saja.

Film kolaborasi antara Amblin Entertainment, Walden Media, Reliance Entertainment dan Alibaba Pictures yang dibawa ke Indonesia secara eksklusif oleh CBI Pictures ini, tayang perdana mulai besok 10 Juli 2019 di jaringan bioskop CGV, Flix Cinema, Cinemaxx dan Lotte Cinema.

Jadi bagaimana, tertarik menonton film ini teman-teman kompasianer? Pesan saya hanya satu, siapkan tissue kalau-kalau nantinya air matanya banjir selama menonton film, heuheu..

Salam Kompasiana.


HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun