Mohon tunggu...
Yonathan Christanto
Yonathan Christanto Mohon Tunggu... Penulis - Karyawan Swasta

Moviegoer | Best in Specific Interest Kompasiana Awards 2019

Selanjutnya

Tutup

Film Artikel Utama

Spider-Man: Far From Home, Penutup Fase 3 MCU yang Manis dan Menghibur

4 Juli 2019   07:21 Diperbarui: 4 Juli 2019   09:33 1602
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Usai sudah fase 3 Marvel Cinematic Universe(MCU) yang kali ini ditutup oleh sang manusia laba-laba, Spider-Man. Sebagai direct sequel Spider-Man: Homecoming sekaligus penutup fase 3 MCU yang berjalan secara luar biasa selama 11 tahun ini, tentu saja harapan besar disematkan pada sosok superhero remaja nan galau ini.

Bukan hanya perihal petualangan apa lagi yang akan disajikan Peter Parker dan kawan-kawan, namun juga bagaimana konsep The World without Avengers bekerja dengan rapi dan maksimal. Penjelasan mengenai kehidupan pasca jentikkan jari Thanos dan bagaimana langkah berikutnya bagi kelanjutan semesta Marvel, tentu saja menjadi hal yang begitu ditunggu kehadirannya di film ini.

Sinopsis

Denofgeek.com
Denofgeek.com

Munculnya serangan angin topan aneh di Meksiko menuntun Nick Fury (Samuel L.Jackson) dan Maria Hill (Cobie Smulders) untuk datang menginvestigasi. Namun sesampainya di sana, mereka berdua justru dikejutkan oleh kehadiran sosok yang nampak memiliki peran sebagai superhero baru.

Adalah Quentin Beck (Jake Gyllenhaal) yang saat itu berhasil melawan musuh yang cukup berbahaya bernama Earth Elemental di depan Nick Fury dan Maria Hill. Namun Elemental tersebut bukanlah yang terakhir, karena Elemental lainnya masih tersebar di seluruh dunia dengan kemunculannya yang tak terduga.

Wired.com
Wired.com
Sementara Peter Parker (Tom Holland) bersama teman-teman sekolahnya mengikuti study tour mengelilingi Eropa, gangguan Elemental lainnya pun kemudian juga muncul di sana. Gangguan yang tak hanya membahayakan nyawa Spider-Man saja, namun juga ribuan turis asing yang sama-sama sedang menikmati kota-kota Eropa sebagai menu andalannya.

Kini, Peter pun dihadapkan dengan berbagai konflik dan rahasia gelap yang belum pernah ia hadapi sebelumnya. Ia pun kemudian terseret dalam berbagai konflik manipulatif yang berpotensi menghancurkan daratan Eropa. Dan Spider-Man harus segera bertindak untuk menyelamatkan bumi dari serangan super villain sekali lagi.

Komedi Romantis yang Seru, Manis dan Menggelitik

Denofgeek.com
Denofgeek.com

Jon Watts yang kembali didapuk sebagai sutradara setelah sebelumnya sukses dengan Spider-Man: Homecoming, kembali membuat film Spider-Man dengan gaya komedi romantis remaja yang manis dan menggelitik. Kali ini plot romantisme remajanya sederhana, yaitu tentang usaha Peter Parker mendekati Michelle 'MJ' Jones (Zendaya) di tengah-tengah perjalanan karya wisata sekolah mereka.

Kali ini chemistry antara Peter dan MJ semakin kuat. Sehingga melihat mereka berdua dalam satu frame mampu memberikan kehangatan dan menghadirkan senyum simpul di beberapa adegannya.

Slashfilm.com
Slashfilm.com
Gestur kikuk yang ditampilkan Peter kala berhadapan dengan MJ, kemudian rasa cemburu yang muncul kala MJ didekati pria lain, hingga berbagai usaha Peter untuk mendekati MJ, menjadi adegan-adegan yang lucu, manis sekaligus heartwarming. Adegan-adegan tersebut nampak begitu natural, hingga mampu membawa kita bernostalgia kembali ke masa-masa remaja. Masa dimana karya wisata menjadi momen bagi kita mengambil kesempatan untuk dekat dengan lawan jenis.

Tak hanya itu, berbagai celetukan komedi khas remaja di film ini juga mampu menghidupkan suasana dan memancing gelak tawa penonton di sepanjang film. Dengan Ned(Jacob Batalon) dan Betty(Angourie Rice), berhasil menjadi scene stealer berkat gaya pacaran mereka yang lebay khas remaja.

Time.com
Time.com
Berbagai adegan aksi Spider-Man di film ini meskipun tampil seru namun terkesan biasa saja. CGI nya lebih banyak, namun ragam aksi dalam Homecoming nampak lebih baik dan spektakuler.

Namun kedewasaan Peter jelas semakin bertambah di film ini dibandingkan aksinya dalam film Homecoming. Namun, tetap saja unsur kekanak-kanakannya masih terlihat bahkan sering menuntunnya pada beragam permasalahan baru.

Cinemablend.com
Cinemablend.com
Scoring dari Michael Giacchino juga semakin menambah nuansa keseruan karya wisata di Eropa. Tiap-tiap kota di Eropa yang dikunjungi Peter dan kawan-kawan memiliki semacam theme song nya sendiri, yang tentunya mampu membangun suasana liburan yang seru.

Tak hanya itu, dalam tiap adegan pertarungan pun, komposisi scoringnya yang begitu megah benar-benar mampu memanjakan telinga. Ditambah dengan selipan Avenger's theme dan "soundtrack" rock klasik khas Tony Stark, tentunya semakin menambah keunikan di sisi musik dalam film ini.

Tentang Peter, Tony dan Masa Depan MCU

Bustle.com
Bustle.com
Sebagai film superhero, Far From Home memang tak terlalu memberikan kesan heroik yang mendalam layaknya apa yang ditampilkan pada Captain America, Iron Man ataupun Avengers misalnya. Far From Home memang menitikberatkan kisahnya pada konflik batin seorang remaja yang "terpaksa" untuk tak egois pada usia dimana keegoisan dan kerasnya hati masih menyelimutinya dengan kuat.

Far From Home jelas berbicara tentang Peter yang galau menentukan jalan mana yang harus ditempuhnya. Sebagai remaja normal atau memang harus mengikuti suratan takdirnya sebagai remaja penjaga kedamaian bumi? Jiwa remajanya jelas tergoncang, namun intuisinya sebagai pahlawan jelas tak bisa dikesampingkan begitu saja.

Tony Stark yang sejak film pertamanya mengambil peranan penting, kembali menjadi faktor kuat yang membentuk konflik batin Peter Parker dalam Far From Home. Kehilangan sosok mentor sekaligus figur ayah, menjadikan Peter tak lagi memiliki tujuan jelas terkait statusnya sebagai anggota Avengers. Namun di lain sisi, Tony justru menginginkan Peter sebagai "The Next Iron Man".

Deadline.com
Deadline.com
Menjadi sosok yang rapuh dan tak percaya diri akan apa yang dipercayakan Tony padanya, membuat Peter nampak kebingungan akan jati dirinya sendiri. Dan pembicaraannya dengan Quentin Beck alias Mysterio kemudian menjadi titik balik dimana kerinduan Peter akan Tony membuatnya tak bisa berpikir rasional, hingga kemudian membuat keputusan yang menghasilkan kesalahan fatal.

Dan sebagai film penutup fase 3 MCU sekaligus menjembatani hadirnya fase 4, Spider-Man: Far From Home cukup mampu memberikan penjelasan-penjelasan yang sebelumnya masih jadi pertanyaan besar. Seperti halnya mengapa usia Peter dan beberapa temannya nampak sama di akhir film Endgame, yang ternyata diakibatkan oleh efek jentikkan jari Thanos yang disebut sebagai "blip" di film ini.

Indiewire.com
Indiewire.com
Tak hanya itu, film ini juga semakin memberikan titik terang terkait masa depan MCU, berkat beberapa efek dari konflik di film ini yang bisa memicu berbagai event lainnya di masa depan. 

Jikapun tidak memicu konflik pada film Avengers selanjutnya, setidaknya bisa menjadi pembentuk konflik pada sekuel Spider-Man selanjutnya ataupun film-film MCU di fase 4 nantinya.

Penutup

Technobuffalo.com
Technobuffalo.com
Sebagai sebuah film superhero, Far From Home memang tak memberikan kesan spesial layaknya film-film MCU sebelumnya. Namun unsur teen romance yang diusungnya, menjadikan Far From Home sebagai film superhero Marvel yang cukup segar, lucu dan ringan untuk dinikmati.

Namun sosok musuh lagi-lagi masih menjadi momok dalam film MCU, dimana kejahatan yang dilakukannya tak memiliki backstory yang benar-benar kuat. Sehingga empati yang coba dihadirkan di tengah-tengah penjelasan akan kejahatan yang dilakukannya, nampak tak terlalu memberikan efek emosional yang cukup.

Comicbook.com
Comicbook.com
Dengan menitikberatkan kisahnya pada sisi emosional Peter pasca kepergian Tony Stark, tentunya menjadikan film ini cukup menyentuh dan berbeda dari film MCU lainnya. Ya, meskipun plot sederhana dan cheesy khas MCU tetap dipertahankan dan menjadi benang merah antar film MCU lainnya.

Dengan dua post credit scene yang muncul setelah film berakhir, tentunya akan memberikan clue tambahan mengenai masa depan MCU nantinya. Jadi, jangan pulang dulu ya setelah film berakhir.

Skor: 8/10

Salam Kompasiana.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun