Mohon tunggu...
Yonathan Christanto
Yonathan Christanto Mohon Tunggu... Penulis - Karyawan Swasta

Moviegoer | Best in Specific Interest Kompasiana Awards 2019

Selanjutnya

Tutup

Film Artikel Utama

"Kuntilanak 2": Misteri Masa Lalu di Tengah Teror Hantu Wanita

4 Juni 2019   15:21 Diperbarui: 6 Juni 2019   13:10 3650
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sekuel yang lebih menakutkan dengan sisipan rasa empati

MVP Pictures exclusive content
MVP Pictures exclusive content
Dibanding film pertamanya di tahun 2018 silam, sekuelnya kali ini jauh lebih menakutkan sekaligus menegangkan. Hal tersebut dikarenakan Rizal Mantovani berhasil mengembalikan cita rasa Kuntilanak versi 2006 yang creepy, alih-alih mempertahankan unsur horor komedi yang begitu kental dalam versi 2018 lalu.

Sebagai film yang character centered nya anak-anak, unsur horor komedi memang masih muncul lewat celetukan konyol khas anak-anak dan beberapa sisipan komedi cringe-nya. Hanya saja kali ini porsinya dikurangi sehingga membuat film ini jauh lebih terlihat serius dan dewasa. Hal tersebut memang nampaknya harus dilakukan demi mendukung perubahan sosok karakter Kuntilanak yang kali ini cukup berbeda dengan film pertamanya.

MVP Pictures exclusive content
MVP Pictures exclusive content
Ya, sosok Kuntilanak yang di film pertamanya hanya sekadar menjelaskan posisinya dalam pengkultusan klan Mangkujiwo, kini jauh lebih berisi bahkan memiliki sisi emosional yang mengundang rasa empati. Sosok Kuntilanak kali ini tak hanya sekadar mengganggu lewat penampakan, namun juga memiliki kemampuan manipulatif yang cukup berbahaya.

Hadirnya Karina Suwandi sebagai sosok di balik teror Kuntilanak, jelas membawa angin segar dalam franchise film ini. Bahkan performa apiknya dalam film horor yang juga mencapai sejuta penonton di tahun lalu yaitu Sebelum Iblis Menjemput, berhasil diulang dalam film ini. Karina tak hanya berhasil menyajikan sesosok wanita misterius, namun juga berhasil memberikan kita alasan untuk berempati pada sebuah mahkluk peneror yang sejatinya tak layak mendapatkan rasa empati.

Kuntilanak kali ini tak sekadar Sing Kuat Sing Melihara.

Sajian horor klise yang masih termaafkan

MVP pictures exclusive content
MVP pictures exclusive content
Dengan kisah yang jauh lebih berisi dari film pertamanya, Kuntilanak 2 jelas mengalami perbaikan yang cukup berarti dari sisi penceritaan. Meskipun nampak semakin kental dalam mengambil referensi film IT di beberapa bagiannya, nyatanya Kuntilanak 2 tetap berhasil mempertahankan unsur kearifan lokalnya berkat kentalnya budaya Jawa dan mitos-mitos yang melengkapi jalinan kisahnya.

Hanya saja, sub genre cabin in the woods yang menggantikan sub genre kids adventure di film pertamanya membuat film ini tak ubahnya film-film horor Indonesia pada umumnya. Intinya teror tetap terjadi di sekitaran rumah, meskipun latarnya kemudian diganti dengan rumah kayu dalam hutan terlarang. Padahal petualangan anak-anak di film pertamanya cukup segar dan berhasil membedakannya dari film horor lain yang diluncurkan di tahun 2017 hingga 2018 silam.

MVP pictures exclusive content
MVP pictures exclusive content
Sementara sisi scoring dan sound effect juga berhasil mengembalikan aura menakutkan Kuntilanak, yang di film pertamanya di tahun 2018 lalu sempat tampil mengecewakan karena digarap layaknya scoring pada sinetron. Dan dengan meningkatnya kualitas scoring, maka baik adegan yang menggambarkan teror sang hantu wanita hingga adegan yang menggambarkan dunia lain tempat Kuntilanak bernaung, cukup berhasil membuat bulu kuduk meremang.

Deretan jumpscare pun jauh lebih baik dari film pertamanya. Bahkan ada satu jumpscare yang tak terprediksi, hingga mampu membuat penonton terkaget-kaget. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun