Mohon tunggu...
Yonathan Christanto
Yonathan Christanto Mohon Tunggu... Penulis - Karyawan Swasta

Moviegoer | Best in Specific Interest Kompasiana Awards 2019

Selanjutnya

Tutup

Film Artikel Utama

"Private Life", Perjuangan Mempertahankan Cinta di Tengah Problem Infertilitas

14 Februari 2019   10:59 Diperbarui: 15 Februari 2019   15:57 572
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Film Drama yang Begitu Natural dan Hangat

Apa yang ditampilkan dalam film Private Life ini begitu sederhana namun mengena dan cukup personal bagi beberapa orang yang mengalami problematika yang sama. Lucu dan hangat merupakan dua kata yang cukup menggambarkan film ini secara keseluruhan.

Theatlantix.com
Theatlantix.com
Tak seperti film drama romantis lain yang kadang mendramatisasi suatu adegan secara berlebihan demi menciptakan sebuah efek konflik yang wow, film ini tidak seperti itu. Konflik dalam film ini begitu natural khas konflik-konflik rumah tangga yang jamak kita temui sehari-hari.

Begitupun dengan konflik eksternal yang berasal dari keluarga misalnya. Pertanyaan seputar perawatan kesuburan yang sedang mereka jalani kadang membuat mereka jengah, atau ketidakrelaan salah satu anggota keluarga dalam meminjamkan uang untuk menutupi sementara biaya perawatan mereka, merupakan beberapa contoh konflik yang terasa begitu lekat dengan kehidupan sehari-hari.

Columbian.com
Columbian.com
Unsur komedi pun ditampilkan dalam porsi yang pas dan masuk dalam timing adegan yang juga pas. Meskipun memang unsur komedianya lebih didominasi unsur humor cringe.

Bahkan Tamara Jenkins dengan cerdasnya mampu membuat sebuah situasi tampak begitu nyata hingga kita seakan turut merasakannya. Seperti adegan di klinik perawatan kesuburan misalnya. 

Kita bisa melihat setiap pasien yang menunggu duduk lesu dengan tatapan kosong seakan lelah dalam mengikuti setiap program kesuburan ini meskipun memang harus mereka lakukan. Detail pada hal-hal sederhana seperti itulah yang jelas membuat film ini memberikan dimensi berbeda hingga kita ikut mampu merasakan setiap tekanan emosional yang ada.

Akting Jempolan Paul Giamatti dan Kathryn Hahn

Rikchung.com
Rikchung.com
Yang membuat film ini begitu hidup tentu saja ada dalam diri Paul Giamatti dan Kathryn Hahn. Mereka berdua nampak nyata memerankan pasangan suami istri usia 40 tahunan yang sedang berjuang sekuat tenaga mendapatkan seorang anak. 

Paul Giamatti mampu menampilkan sosok suami yang penyabar, penyayang dan bijaksana dalam menyikapi setiap keputusan bersama sang istri. Sementara Kathryn Hahn mampu menampilkan sosok istri yang emosional, terlihat lelah dan kadang tidak rasional dalam menyikapi segala hal yang berhubungan dengan usahanya mendapatkan anak. Pribadi yang bertolak belakang itulah yang semakin membuat penampilan mereka sebagai suami istri tampak begitu meyakinkan dan relate dengan hubungan suami istri di kehidupan nyata.

Kita juga bisa melihat perkembangan yang cukup signifikan dari karakter suami istri ini sejak awal hingga akhir film ini. Dari yang begitu excited mengikuti program kesuburan, kemudian lelah, hingga semangat lagi dan begitu seterusnya pola mereka dalam usaha mencoba dan berharap akan kehadiran anak di tengah-tengah mereka.

Nytimes.com
Nytimes.com
Tak hanya mereka, Kayli Carter yang berperan sebagai keponakan pun cukup mampu mencuri perhatian. Kehadirannya seakan menjadi penyeimbang di tengah hubungan dan konflik yang terjadi antara Richard dan Rachel. Kayli mampu menunjukkan perannya sebagai karakter gadis yang manis, memiliki ambisi tinggi namun juga di satu sisi menyimpan sebuah rahasia yang justru menyulitkan dirinya sendiri.

Perjuangan Mempertahankan Cinta di Tengah Problem Infertilitas

Usatoday.com
Usatoday.com
Dengan kokohnya penceritaan dan performa aktor dan aktris dalam film ini, sejatinya Private Life menawarkan sesuatu yang lebih dari sekadar film drama kehidupan. Private Life menawarkan sebuah pesan yang kuat bagi segenap pasangan suami istri di seluruh dunia. Pesan cinta dan kasih sayang bagi pasangan jelas tergambar di film ini.

Karakter Richard dan Rachel jelas mengajarkan kita bahwa ambisi berlebihan dalam menghadirkan seorang anak ke dalam keluarga justru bisa berakibat fatal dalam sebuah hubungan pernikahan. Tak jarang ambisi yang berlebihan tersebut justru membawa kita ke dalam kondisi sulit yang berujung pada depresi dan berkurangnya rasa sayang terhadap pasangan. Fokus kita yang tak lagi kepada pasangan pun membuat kita lupa akan nilai-nilai suami istri yang seharusnya dibangun dan terus dipertahankan hingga maut memisahkan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun