Mohon tunggu...
Yonathan Christanto
Yonathan Christanto Mohon Tunggu... Penulis - Karyawan Swasta

Moviegoer | Best in Specific Interest Kompasiana Awards 2019

Selanjutnya

Tutup

Film Artikel Utama

"One Cut of The Dead", Sajian Horor dan Komedi Satir yang Menggigit

4 Desember 2018   15:18 Diperbarui: 5 Desember 2018   17:11 2004
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Creativetourist.com
Creativetourist.com
Dikutip dari laman businessinsider.com, film berbiaya 27,000 USD atau setara dengan 370 juta-an Rupiah ini berhasil memperoleh pendapatan sebesar 7,2 Juta USD atau sekitar 100 milyar Rupiah atau 250 kali angka budgetnya. Itu pun hanya dengan penayangan di Jepang saja. Jumlah itu tentu bakal terus meningkat seiring meluasnya negara yang akan menayangkan film tersebut di akhir tahun ini.

Tak hanya pendapatannya yang berhasil melebihi budgetnya, kualitas film ini pun sejatinya melewati ongkos pembuatannya. Bagaimana tidak, selain suguhan kisah yang segar, kita pun seakan disuguhi 3 film berbeda dalam satu film ini. Munculnya film dalam film atau biasa disebut dengan movieception, berhasil membuat setiap penonton terkecoh akan akhir kisahnya. Kekuatan cerita film ini benar-benar membuat lupa desain zombi yang apa adanya itu.

Sutradara dan Aktor Debutan

Indiewire.com
Indiewire.com
Yang membuat film ini tambah luar biasa adalah fakta bahwa sutradara serta deretan aktor film ini merupakan debutan. One Cut of the Dead merupakan debut sutradara Shinichiro Ueda yang biasanya membesut film pendek. 

Pun merujuk data milik iMdb.com, nama-nama aktor semisal Takayuki Hamatsu, Yuzuki Akiyama serta Harumi Shuhama tidak memiliki database film lain. Namun begitu, semua aktor dan aktris di film ini mampu berperan dengan maksimal dan menguatkan cerita di film ini.

Lebih dari Sekedar Film Zombi

Hollywoodreporter.com
Hollywoodreporter.com
Bila mengatakan film ini merupakan film zombi, tentu tidak benar. Namun jika mengatakan film ini bukan film zombi pun juga salah. Hal tersebut karena film ini memang menggunakan zombi sebagai latarnya namun dengan kisah yang lebih kaya dari sekedar film zombie survival ala Hollywood.

Pada 37 menit pertama film ini benar-benar diproses dengan kamera handheld layaknya syuting acara reality show dan diproses dalam satu single take atau pengambilan gambar tunggal secara terus menerus tanpa cut. Bahkan teknik single take tanpa editan CGI ini melebihi film Touch of Evil nya Orson Welles yang melakukan teknik single take selama 11 menit. 

Di fase 37 menit single take ini, unsur horor diutamakan karena menampilkan banyak darah dan adegan kekerasan lainnya. Namun setelah adegan penutup film tersebut muncul, tombol reset seakan ditekan dan membawa kita ke cerita 1 bulan sebelum film horror murahan tersebut diproduksi hingga ke proses syutingnya. 

Proses syutingnya pun ternyata banyak kesalahan dan tak sesuai skripnya. Namun semuanya berhasil menyatu menjadi film utuh dan prosesnya ditampilkan dengan adegan komedi segar dan komikal khas Jepang yang benar-benar mengocok perut.

Camerajapan.nl
Camerajapan.nl
Kita pun tidak hanya disuguhi sajian horor zombi, namun juga kisah drama yang kuat selama proses perencanaan hingga pembuatan film zombi murahan tersebut. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun