Mohon tunggu...
Yonathan Christanto
Yonathan Christanto Mohon Tunggu... Penulis - Karyawan Swasta

Moviegoer | Best in Specific Interest Kompasiana Awards 2019

Selanjutnya

Tutup

Film Artikel Utama

"First Man", Kisah Emosional Neil Armstrong dalam Balutan Visualisasi yang Megah

11 Oktober 2018   09:17 Diperbarui: 11 Oktober 2018   14:48 3065
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Imdb.com
Imdb.com
Tahun 1961, Neil Armstrong merupakan seorang insinyur dan pilot tes di gurun Mojave. Dalam salah satu uji coba penerbangannya melewati atmosfer untuk penelitian, Neil mengalami insiden yang membuat pesawatnya terpantul sejenak ke angkasa luar. Namun begitu Neil tetap bisa pulang ke bumi dengan selamat, meskipun teknologi dalam pesawatnya bisa dibilang tidak mumpuni.

Berbekal pengalamannya di lapangan itulah, pada akhirnya Neil diterima NASA untuk bergabung dalam proyek perjalanan ke bulan. Satu demi satu tes pun berhasil dilewati Neil Armstrong. Namun di balik semua itu, nyatanya tetap ada yang mengganjal dalam hatinya yang tidak bisa berlalu begitu saja.

Kematian anaknya karena kanker serta kematian teman-temannya pasca berbagai kegiatan uji coba, memengaruhi fokus dan emosinya. Namun di sisi lain, hal tersebut juga membuatnya semangat untuk menuntaskan misinya ke bulan. Misi Neil jelas merupakan langkah kecil baginya, namun merupakan lompatan besar bagi umat manusia.

Ryan Gosling Menunjukkan Kelasnya

Telegraph.co.uk
Telegraph.co.uk
Ryan Gosling nampak menjadi one man show di film ini. Penampilannya sebagai Neil Armstrong yang rendah hati, rapuh namun ambisius disaat bersamaan mampu ditampilkan dengan sangat baik. 

Pendalaman dan perkembangan karakternya di film ini mampu ditampilkannya dengan baik sehingga memunculkan kharisma yang nampak nyata dari seorang Neil Armstrong. 

Adegan yang paling memorable tentu saja saat adegan Neil menangisi anaknya yang meninggal. Selama beberapa menit kita disuguhi perubahan wajah Ryan Gosling dari yang menunjukkan raut wajah kuat, menjadi berkaca-kaca, hingga akhirnya pecah air mata sejadi-jadinya. Ryan Gosling sangat natural memerankan karakter ini.

Vanityfair.com
Vanityfair.com
Claire Foy juga mampu menampilkan sosok tangguh seorang istri Neil Armstrong juga ibu yang tetap tegar di tengah kehilangannya. Dia mampu menjadi aktris pendukung yang baik sehingga memberi warna lain pada film ini, berkat chemistry nya yang baik bersama Ryan Gosling.

Sinematografi dan Scoring yang Megah

Linus Sandgren (kodak.com)
Linus Sandgren (kodak.com)
Pujian besar patut disematkan untuk sinematografer film ini, Linus Sandgren. Linus Sandgren yang sebelumnya sudah pernah bekerja sama dengan Damien Chazelle di film La La Land, mampu menampilkan sinematografi dan visualisasi yang unik di film ini.

Seperti dikutip dari The Verge, Linus berhasil menampilkan efek grainy layaknya film dokumenter lawas pada film ini, berkat penggunaan format film campuran yaitu 16mm dan 35mm, untuk kemudian dipadu dengan format IMAX pada beberapa adegan yang membutuhkan cakupan serta detail yang lebih luas, seperti contohnya pada adegan menjejakkan kaki di bulan. Jelas hal tersebut menghasilkan visualisasi yang unik pada film ini. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun