Mohon tunggu...
Yonathan Christanto
Yonathan Christanto Mohon Tunggu... Penulis - Karyawan Swasta

Moviegoer | Best in Specific Interest Kompasiana Awards 2019

Selanjutnya

Tutup

Film Artikel Utama

"Venom", Pembuka Semesta Sony yang Seru dan Menghibur

4 Oktober 2018   09:41 Diperbarui: 4 Oktober 2018   11:16 2896
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Venom (2018). (Gambar: Sony Pictures)

Eddie pun segera menyadari bahwa ada kekuatan luar biasa di dalam simbiot tersebut, yang ternyata juga berhasil masuk ke dalam tubuh Eddie.

Aksi Seru dan Lucu
Venom garapan sutradara film Zombieland, Ruben Fleischer ini menawarkan deretan action sequence yang cukup mengagumkan. Cgi juga digarap dengan sangat baik, sehingga mampu menghasilkan gambaran Venom yang besar, kuat dan menyeramkan.

Screencrush.com
Screencrush.com
Dengan rating PG-13, Venom sejatinya bisa dinikmati berbagai kalangan. Meskipun tone film ini tergolong gelap, namun rating PG-13 di satu sisi menyebabkan film ini juga tidak terlalu menampilkan kekerasan yang mendalam. Film ini cukup aman dikonsumsi anak-anak sekalipun, meskipun tetap harus didampingi orang tua.

Unsur humor di film ini juga ditampilkan dengan porsi yang cukup, sehingga punchline nya menurut saya cukup tepat sasaran dan tidak maksa. Unsur humor menjadi semacam penyegar ditengah film yang cenderung gelap.

Tom Hardy yang Berkharisma
Tidak bisa dipungkiri, Tom Hardy merupakan magnet terbesar film ini. 

Memerankan karakter komik untuk kedua kalinya setelah karakter Bane di The Dark Knight Rises, Tom mampu menampilkan hubungan yang biasa disebut dengan love-hate relationship antara Eddie Brock dan Venom, sehingga benar-benar menyajikan hubungan yang menyegarkan sekaligus kocak.

slashfilm.com
slashfilm.com
Kharismanya jelas berhasil menghidupkan karakter Eddie Brock yang bengal, urakan dan ambisius disaat yang bersamaan. Lupakan Eddie Brock nya Topher Grace di Spider-Man 3, Tom Hardy lah Eddie Brock sebenarnya.

Cerita yang Berbeda dari Komik
Bagi yang sudah pernah membaca komiknya, siap-siap kecewa dengan film ini. Ya, Venom menyajikan origin story yang berbeda dengan apa yang disampaikan dalam komiknya. 

Karena tidak bisa dipungkiri, kehadiran Venom sejatinya berkaitan erat dengan Spider-Man, sementara di film ini karakter Spider-Man sama sekali tidak ditampilkan atau minimal disinggung kehadirannya.

ign.com
ign.com
Para penulis film ini jelas sangat bekerja keras menyajikan cerita yang berbeda agar bisa disambungkan dengan berbagai film SUMC lainnya di masa depan dan diterima para fans, meskipun hasilnya sebenarnya kurang maksimal. 

Saya rasa, ini merupakan salah satu kekurangan film ini selain pengembangan karakter di sepanjang film yang juga tidak begitu maksimal.

Namun, penggambaran Venom dan penggunaan kata ganti we atau kami pada saat dialog kala Eddie Brock berubah menjadi Venom, sudah sesuai dengan apa yang ditampilkan pada komiknya. Cukup otentik.

Efek samping lainnya adalah, penggambaran karakter Venom sendiri menjadi agak membingungkan antara benar-benar anti-hero atau superhero di film ini. Karena memang hal itu disebabkan absennya Spider-Man di film ini.

Venom si Pembuka Semesta Sony
Seperti yang sudah saya singgung sebelumnya, Venom merupakan film pembuka dari semesta Sony yang disebut dengan Sony Universe of Marvel Character(SUMC). Hanya saja semesta Sony ini memang sedikit membingungkan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun