Remote tv itu sudah ku tekan entah yang ke berapa kali. Channel pun sudah berganti dengan cepat. "Gak ada film yang menarik", aku bicara dalam hati saat itu. Segera kutekan tombol smart button pada remote tv ku. Pop up aplikasi pun muncul di layar tv. Netflix kupilih.Â
Setelah bingung dengan banyaknya piihan serial dan film yang menarik,bahkan berbeda dari yang ditawarkan tv kabel apalagi tv lokal, akhirnya Stranger Things kupilih. Long story short, sudah lebih dari 2 jam aku duduk tenang maraton serial yang eksklusif ditayangkan di Netflix itu. "Asik juga nih", pikirku saat itu. Film dan serial lain pun seakan memanggil untuk dipilih dan ditonton. Banyak sekali.
Beberapa belas tahun yang lalu, tidak ada yang menyangka Netflix akan bertumbuh seperti sekarang ini. Didirikan pada tahun 1997 oleh Reed Hastings dan Marc Randolph, Netflix yang awalnya hanya sebagai penyedia sewa DVD secara online, pada perjalanannya menjadi perusahaan penyedia layanan video streaming.Â
Ya, awalnya Netflix tak lebih dari sekedar perusahaan rental video yang menggabungkan 2 teknologi yang masih terbilang cukup baru saat itu yaitu DVD dan situs pemesanan DVD online. Dengan jumlah pelanggan tak lebih dari 300.000, Netflix saat itu masih menggantungkan bisnisnya pada layanan pos untuk mengirimkan DVD yang disewa pelanggannya.Â
Konsep "All you can watch" yang diterapkan Netflix pada saat itu pun cukup menjadi gebrakan. Dimana pelanggan membayar sejumlah biaya berlangganan dan bisa menikmati sewa film tanpa batasan jumlah dan waktu.
Kegagalannya bekerjasama dengan Blockbuster (raksasa penyewaan film pada saat itu dengan 7700 toko di seluruh dunia) untuk membuat situs penyewaan film bagi mereka dan menambah koleksi film bagi perkembangan bisnis Netflix tentunya, tidak menyurutkan langkah mereka untuk terus berkembang.Â
Yang kemudian kita semua tahu, bahwa pengguna Netflix sudah menyentuh angka 4,2 juta di tahun 2005 dan di tahun 2007 menjadi awal kebangkitan mereka dalam memulai bisnis yang baru yaitu penyedia layanan Video on Demand.Â
Perusahaan film pun sadar bahwa mereka tidak harus selalu bergantung pada Blockbuster, ada Netflix sebagai alternatif baru pendistribusian film-film mereka. Dan di 2013, justru Blockbuster lah yang bangrut karena keterlambatannya dalam menyadari keuntungan dari pesatnya pertumbuhan media digital.
Setelah itu kita tahu, bahwa Netflix sangat rajin menelurkan berbagai film dan serial buatan rumah produksi mereka sendiri. Sebut saja yang saat ini terkenal seperti Stranger Things, Bright, Black Mirrordan yang terbaru Cloverfield Paradox.