Mohon tunggu...
YONATCA
YONATCA Mohon Tunggu... Mahasiswa - Kelompok 4 Bahasa Indonesia Matematika FMIPA UNS

Tugas Mata Kuliah Umum Bahasa Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Bahasa

Dilema Pembelajaran Daring

21 April 2021   14:10 Diperbarui: 21 April 2021   19:36 391
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pembelajaran daring menimbulkan dilema. Selain karena faktor kesehatan dan masih tingginya kasus wabah Covid-19, faktor infrastruktur turut memperkeruh dilema pembelajaran daring. 

Indonesia saat ini masih dilanda wabah virus Covid-19. Hampir seluruh wilayah Indonesia terkena dampaknya, hingga 9 April 2021 kemarin tercatat 4.952 kasus baru Covid-19 di Indonesia. Covid-19 berdampak besar pada berbagai sektor, salah satunya adalah sektor pendidikan. Pandemi ini telah membuat pola pendidikan berubah, proses belajar mengajar yang sebelumnya dilakukan dengan tatap muka, kini dilakukan secara jarak jauh dengan memanfaatkan jaringan internet dan teknologi.

Dalam masa pandemi seperti sekarang ini, proses belajar mengajar di seluruh jenjang pendidikan seolah "dipaksa" untuk bertransformasi melakukan pembelajaran melalui media daring (online). Pelaksanakan pembelajaran daring ini, dilaksanakan dengan menerapkan prinsip, yaitu mengutamakan kesehatan dan keselamatan para peserta didik, para pendidik, tenaga kependidikan, keluarga, dan masyarakat. Dalam penerapannya, pembelajaran daring tentu menuntut kesiapan berbagai pihak, baik dari pihak sekolah, pemangku jabatan, maupun pihak peserta didik itu sendiri. Selain itu, hal ini membuat problematika pendidikan di Indonesia semakin rumit, keseragaman proses pembelajaran, kualitas capaian pembelajaran, dan media yang digunakan untuk proses belajar menjadi fokus utama dalam masalah ini.

Pemerintah terus mengupayakan agar kegiatan pembelajaran daring dapat berjalan maksimal. Namun, pada pelaksanannya kegiatan pembelajaran daring di masa pandemi banyak menuai pro dan kontra dari berbagai pihak, baik dari pihak guru, pelajar, maupun dari orang tua. Ada beberapa yang nyaman dengan pembelajaran daring, tetapi sebagian lain menganggap pembelajaran daring sangat menyulitkan dan meresahkan terutama bagi pelajar. Sebagai pelajar, mereka dituntut untuk dapat cepat menyesuaikan diri dengan pembelajaran daring. Sebagian pelajar mengungkapkan bahwa pembelajaran daring dirasa sangat sulit. Hal itu disebabkan karena pelajar biasanya dapat bertanya langsung secara tatap muka, tetapi karena pembelajaran daring mereka hanya dapat bertanya melalui media pembelajaran seperti whatsapp group. Adapun bagi sebagian pelajar yang mengalami kesulitan dalam pembelajaran daring mengakibatkan angka prestasinya menurun. Tidak hanya masalah penyesuaian diri, melainkan juga masalah keterbatasan device yang digunakan dalam pembelajaran daring. Keterbatasan device menyebabkan sebagian pelajar ketinggalan materi.

Selain itu, belum meratanya pembagian subsidi kuota pemerintah juga menjadi kendala dalam pelaksaan pembelajaran daring. Sebagian pelajar mengeluh karena belum mendapatkan bantuan kuota dari pemerintah dan hal itu membuat mereka harus mengeluarkan uang untuk membeli kuota internet. Di sisi lain, bagi pelajar yang kurang mampu dan belum mendapatkan subsidi kuota dari pemerintah merasa kesulitan dalam mengikuti pembelajaran daring. Untuk itu, pemerintah diharapkan terus mengoptimalkan pemerataan subsidi kuota bagi semua kalangan pelajar di Indonesia.

Kendala lain dalam menghadapi metode pembelajaran daring adalah sulitnya melakukan praktikum online. Sebagian jurusan di dunia perkuliahan memiliki beberapa materi yang memerlukan praktikum untuk memaksimalkan pembelajaran, seperti yang telah diketahui praktikum berarti kita harus bersentuhan langsung dan mengerjakan langsung praktik tersebut, tetapi karena pembelajaran daring, praktikum harus dilakukan secara online di rumah masing -- masing dan hal ini akan membuat pembelajaran menjadi tidak maksimal.

Pembelajaran daring tidak melulu memiliki dampak negatif, tetapi juga memiliki dampak positif, baik bagi para guru maupun pelajar. Dampak positif bagi pelajar yang pertama, metode pembelajaran daring dapat memicu percepatan transformasi pendidikan. Kedua, sebagian pelajar dapat mengembangkan kreativitasnya tanpa adanya batasan, sehingga pembelajaran daring dapat memunculkan kreativitas baru bagi pelajar. Ketiga, di era disrupsi teknologi yang semakin canggih saat ini, guru maupun pelajar dituntut agar memiliki kemampuan dalam bidang teknologi.

Kegiatan pembelajaran yang dilakukan secara daring membuat proses transfer pengetahuan menjadi sangat terbatas. Bagi pelajar yang tinggal di daerah yang terkendala oleh sinyal, menyebabkan mereka kesulitan dalam mengakses informasi. Pelajar yang kurang mampu harus berusaha mendapatkan kuota atau Wi-Fi untuk mengikuti pembelajaran online, mereka berusaha untuk bertahan dengan kondisi serba keterbatasan. Tidak punya alasan, pelajar harus tetap aktif dalam pembelajaran daring demi memenuhi standar penilaian yang telah ditetapkan. Masih banyak lagi permasalahan lain yang dapat kita temukan selama pembelajaran daring. Diperlukan tindakan yang efektif dan tepat untuk memperbaiki sistem pembelajaran daring selama masa pandemi, tidak hanya oleh pemerintah dan sekolah, tetapi juga oleh para orang tua. Kita harus berhenti untuk saling menyalahkan dan secara bahu membahu ikut menyelesaikan permasalahan pembelajaran daring.

Demikianlah beberapa dampak negatif yang dihadapi saat pembelajaran daring. Namun, di balik hal tersebut, terdapat dampak positif dari pendidikan di Indonesia selama pandemi Covid-19. Diantaranya, pelajar maupun pendidik dapat menguasai teknologi untuk menunjang pembelajaran daring, pandemi Covid-19 bisa dikatakan sebagai sebuah peluang dalam dunia pendidikan, baik pemanfaatan teknologi dengan seiring berkembangnya industri 4.0. Harapannya, pasca-pandemi Covid-19, kita menjadi terbiasa dengan sistem saat ini sebagai budaya pembelajaran dalam pendidikan. Dampak positif lainnya yaitu membuat orang tua lebih mudah dalam mengawasi perkembangan belajar anak secara langsung.

Pada akhirnya, pandemi Covid-19 adalah musibah yang tidak kita inginkan untuk terjadi. Namun, hal tersebut telah terjadi, sehingga diperlukan kepedulian pemerintah, kesadaran semua civitas pendidikan baik sekolah, pelajar, guru, maupun orang tua untuk ikut menyukseskan kegiatan pembelajaran jarak jauh. Selain itu, jangan lupa untuk mematuhi berbagai protokol kesehatan masa adaptasi kebiasaan baru yang meliputi; jaga jarak, hindari kontak fisik, kurangi bepergian, gunakan masker di keramaian, rajin mencuci tangan, dan jaga kesehatan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun