Mohon tunggu...
yona listiana
yona listiana Mohon Tunggu... Desainer - penjahit

suka mancing

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Ranpe untuk Rasa Nyaman Kita

25 Juni 2021   14:11 Diperbarui: 25 Juni 2021   14:14 38
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pada Januari lalu, pemerintah Indonesia menerbitkan Peraturan Presiden (Perpres) no 7/ 2021 tentang Rencana Aksi Nasional Pencegahan dan Penanggulangan Ekstremisme atau disingkat dengan Ranpe.

Peraturan ini didasarkan bahwa kekerasan yang mengarah pada terorisme  dirasa semakin meningkat dengan berbagai bentuknya dan kedua adalah upaya kita bersama untuk mencegah dan menanggulanginya untuk rasa aman dan nyaman bersama.

Kita tentu tahu dan merasakan sendiri bahwa sejak Bom Bali 1pada Oktober 2002, rentetan ekstremisme lain emengikuti. Tidak saja di Bali namun juga Jakarta, Medan, Makassar, serta beberapa kota di Jawa Tengah dan Jawa Timur.

Tiga tahun terakhir kita dikejutkan dengan bom surabaya yang menimpa tiga gereja sekaligus dalam waktu bersamaan. Semua pelaku merupakan satu keluarga; suami istri dan tiga anak mereka. Bom pada minggu pagi itu diikuti dengan bom di daerah Sidoarjo dan kemudian di Polwiltabes surabaya.

Kita tahu bersama bahwa selama ini mungkin kita berfikir bahwa kota Surabaya aman dibanding Jakarta dan beberapa kota lain di Jawa Tengah. Surabaya dihuni oleh orang-orang yang punya kecenderungan terbuka, ramah dan tidak menaruh dendam pada orang lain. Sifat terbuka itu diyakini menimbulkan sikap fairness kepada semua pihak. Sulit untuk dimengerti bahwa kota itu juga punya warga yang terinspirasi kekerasan seperti keluarga Dita.

Kejadian kekerasan yang mengejutkan juga terjadi di gereja Katedral Makassar dimana sepasang suami istri yang terindikasi jaringan terorisme melakukan bom bunuh diri di gereja itu. Begitu juga dua hari berselang seorang gadis terlihat menodongkan senjata api ke petugas di Mabes Polri. Gadis yang masih berusia sekitar 25 tahun itu dikenal sebagai gadis pendiam dan tidak suka bergaul. Meski begitu keluarganya sangat baik kepada para tetangganya.

Dari perkembangan soal ekstremisme dan terorisme di Indonesia memang terlihat berubah bentuk, dari pengeboman yang konvensional yaitu melibatkan banyak orang (kelompok), persiapan yang panjang dan besar kini bergeser pada kelompok-kelompok kecil, keluarga bahkan pribadi (sendiri).

Ini memang sudah seharusnya menjadi concern semua karena bagaimanapun terorisme itu mengusik rasa aman dalam satu kota atau negara yang biasanya nyaman untuk dinikmati dan ditinggali seperti peristiwa Surabaya.

Karena itu Ranpe mungkin satu point untuk bisa kita cermati dan dukung bersama, demi kebahagiaan kita bersama.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun