Mohon tunggu...
yona listiana
yona listiana Mohon Tunggu... Desainer - penjahit

suka mancing

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Salat dan Ingatan Selalu Berada di JalanNya

12 Maret 2021   01:17 Diperbarui: 12 Maret 2021   01:17 51
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagi saya, Isra Miraj bukan satu peringatan keagamaan biasa, namun sangat istimewa. Bagaimana tidak? Saat itu, Nabi Muhammad diperkenankan Allah naik ke langit dan beliau menerima perintah khusus dari Allah yaitu perintah untuk melakukan salat. Awalnya salat ditetapkan Allah sebanyak 50 kali sehari, namun kemudian diperingkas menjadi 5 kali sehari.

Salat merupakan sesuatu yang luar biasa dan berada pada waktu-waktu dimana kita sebenarnya sedang melakukan aktivitas lainnya. Subuh misalnya adalah tonggak atau batas awal kita beraktivitas kembali pada hari yang baru, setelah tertidur lelap selama semalaman. Lohor misalnya adalah tonggak dimana kita harus menginggat Allah saat bekerja, Asar juga begitu, dan juga Magrib dan Imsak. Waktu-waktu itu sungguh merupakan tonggak dimana kita harus selalu ingat pada Allah.

Pada Sirah Nabawiyah, Durus wa Ibrar jilid 1 hal 54-57  disebutkan bahwa misi beliau adalah menerima perintah dari Allah sebagai jalan spiritualitas manusia agar tetap berada di jalanNya. Dengan salat kita mengingat Allah di tengah kita menghadapi pekerjaan dengan segala dilemanya, mungkin kita tengah dibujuk atau terbujuk oleh perilaku korupsi, namun setelah melakukan salat mungkin kita akan teringat akan perintah Allah untuk selalu berjalan di jalannya dan menjauhi laranganNya.

Atau mungkin kita sedang bersitegang dengan orang atau pihak lain di media sosial dan "sedang berperang" tentang sesuatu. Dalam 'peperangan'itu, kita tergoda untuk melakukan ujaran kebencian kepada orang atau pihak lain karena ketegangan itu. Dengan melakukan salat, kita akan diingatkan bahwa kebaikan Allah kepada kita dan perilaku kita kepada Allah dan sesama tidak seimbang. Allah selalu baik kepada kita namun kita sering mengingkari dan melawan kehendaknya.

Mengingat itu, sebenarnya tidak selayaknya kita semena-mena kepada orang lain, sampai mencaci maki, menyebarkan benih-benih kebencian melalui media sosial dan mengajak orang lain untuk membencinya juga. Keistimewaannya, salatlah yang akan 'menjaga' kita untuk selalu berada dalam jalanNya sehingga kita bisa mewujudkan kebaikan Allah sendiri sekaligus menginspirasi orang lain dengan kebaikan itu.

Sehingga jika kita selalu berada di jalanNya, tidak mungkin kita melanggar apapun perintahNya; baik membenci orang lain atau menganiayanya. Dengan salat kita akan selalu memancarkan sifat dan kebaikan Allah itu sendiri.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun