Mohon tunggu...
yona listiana
yona listiana Mohon Tunggu... Desainer - penjahit

suka mancing

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Energi untuk Persatuan dan Kemajuan Bangsa

7 Oktober 2019   11:20 Diperbarui: 7 Oktober 2019   11:39 24
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Akhir akhir ini istilah buzzer begitu ramai dibahas di beberapa media mainstream maupun media sosial. Tidak saja oleh kaum yang melek literasi, tapi juga kaum yang rendah literasinya. 

Diskusi itu kurang lebih adalah bahwa buzzer itu bersifat jahat buktinya dalam pilpres pertentangan antar dua kubu calon sangat tajam dan akhirnya menimbulkan perpecahan antar masyarakat. Saudara saling bermusuhan, dan sahabat bisa pecah bahkan pacaran bisa putus.

Ini memang tak lepas dari pengaruh buzzer yang ada yang menimbulkan kegaduhan. Semisal buzzer A dan buzzer  B yang berbeda dukungan. Mereka saling serang dengan banyak  argumentasi tapi kadang minim fakta. 

Sehingga yang sering terjadi adalah firnah-fitnah yang kian memperburuk keadaan.  Beberapa buzzer tersangkut dengan masalah hukum karena terbukti menyebarkan berita bohong.

Yang paling mengkhawatirkan adalah kegiatan buzzer sering identik dengan pembodohan kepada public. Contoh yang paling mencolok mata adalah ketika kabar ada tujuh container surat suara tercoblos di pelabuhan. 

Kabarnya surat suara itu dikirim dari Cina. Kabar ini sempat viral karena dikutip oleh salah seorang pengurus partai untuk menjawa buzzer penandingnya. Kini pihak yang menyebarkan kabar ini sudah diproses secara hukum.

Pilpres sudah berlalu tapi pertentangan antar buzzer belum juga usai. Satu pihak saling mengolok  terhadap pihak lain. Pihak lain juga memojokkan buzzer lainnya , begitu seterusnya sehingga seperti lingkaran setan. 

Masyarakat yang mengikutinya pun menjadi bingung , apalagi masyarakat dengan literasi rendah. Padahal apa yang dilakukan oleh para buzzer itu membutuhkan energy untuk berfikir, menyerang dan lain-lain.  

Mungkin kita bisa mulai pikirkan buzzer-buzer yang gemakan perdamaian, persatuan maupun kesatuan Indonesia.  Ini lebih urgent dibanding dengan kegadungan tanpa arah yang sering tercipta karena cuita-cuitan buzze. 

Buzzer yang peduli dengan kemajuan yang diperoleh dengan cara-cara yang baik, sebaliknya buzzer yang tidak baik lebih sering menimbulkan disintegrasi. 

Kegaduhan yang sering tercipta karena yang dilakukan oleh buzzer sebaiknya dihindari karena kegaduhan sama dengan merusak. Energi yang dikeluarkan sebaiknya ditujukan persatuan dan kemajuan bangsa.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun