Mohon tunggu...
yona listiana
yona listiana Mohon Tunggu... Desainer - penjahit

suka mancing

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Agama, Toleransi dan Perdamaian Dunia

9 Desember 2017   08:42 Diperbarui: 9 Desember 2017   09:51 2771
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
http://www.pulsk.com

Bermacam Agama yang muncul di dunia (yang kebanyakan dari Asia), banyak perbedaan yang menyisakan beberapa pertikaian dengan bermacam alasan. Baik soal peribadatan, Aqidah dll.

Kebebasan beragama yang dikenal kini , membuat seorang bisa dengan mudah menganut sesuatu yang diyakininya benar. Orang mampu meniadakan diskriminasi berdasarkan agama yang sering dianggap sebagai pelanggaran beragama. Sebelumnya ada (beberapa) paksaan yaang mengganggu kebebasan seseorang untuk menganut agama atau kepercayaan.

Kebebasan itu juga menimbulkan efek dalam pergaulan sosial setiap harinya. Masing-masing pihak menunjukkan saling pengertian, toleransi, persahabatan dengan semua orang, perdamaian dan persaudaraan universal, menghargai kebebasan , kepercayaan dari yang lain dan kesadaraan penuh bahwa agama itu untuk memuliakan Tuhan dengan melayani pengikut-pengikutnya dengan baik. 

Kebebasan yang kemudian terhubung dengan toleransi beragama (dengan dasar saling menghormati itu) hakekatnya adalah menghargai dengan sepenuh hati, menghormati keyakinan atau kepercayaan seseorang atau kelompok lain. Toleransi di sini adalah pada tataran aplikatif bukan wacana.

Asal kata toleran adalah menenggang yang artinya kurang lebih menghargai, membiarkan dan membolehkan sesuatu tumbuh atau berkembang hal yang berbeda atau bertentangan dengan pendiriannya. 

Toleransi juga berarti batas ukur untuk penambahan atau pengurangan yang masih diperbolehkan. Toleransi dalam bahasa Arab disebut tasamuh yang artinya sikap membiarkan, lapang dada (samula-yasmuhu --samhan, , wasimaahan, wasamaahatan) artinya: murah hati, suka berderma.

Indonesia yang terdiri dari banyak perbedaan, memang dituntut (dan sudah melakukan ) toleransi. Toleransi dan kerukunan antar umat beragama bagaikan dua sisi mata uang yang tak bisa dipisahkan satu sama lain. 

Kerukunan berdampak pada toleransi; atau sebaliknya toleransi menghasilkan kerukunan; keduanya menyangkut hubungan antar sesama manusia. Jika tri kerukunan (antar umat beragama, intern umat seagama, dan umat beragama dengan pemerintah) terbangun serta diaplikasikan pada hidup dan kehidupan sehari-hari, maka akan muncul toleransi antar umat beragama. Atau, jika toleransi antar umat beragama dapat terjalin dengan baik dan benar, maka akan menghasilkan masyarakat yang rukun satu sama lain.

Toleransi antar umat beragama harus tercermin pada tindakan-tindakan atau perbuatan yang menunjukkan umat saling menghargai, menghormati, menolong, mengasihi, dan lain-lain. 

Termasuk di dalamnya menghormati agama dan iman orang lain; menghormati ibadah yang dijalankan oleh orang lain; tidak merusak tempat ibadah; tidak menghina ajaran agama orang lain; serta memberi kesempatan kepada pemeluk agama menjalankan ibadahnya. 

Di samping itu, maka agama-agama akan mampu untuk melayani dan menjalankan misi keagamaan dengan baik sehingga terciptanya suasana rukun dalam hidup dan kehidupan masyarakat serta bangsa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun