Mohon tunggu...
Yon Dinata
Yon Dinata Mohon Tunggu... -
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Selanjutnya

Tutup

Money

Target Kementan Meleset Jadi Penyebab Impor Beras

20 September 2018   15:39 Diperbarui: 20 September 2018   15:43 391
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ekonomi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Caruizp

JAKARTA - Menteri Koordinator Perekonomian Darmin Nasution membeberkan kronologis keputusan impor beras, dia menekankan bahwa keputusan tersebut dilandasi oleh data hasil produksi Kementerian Pertanian yang kelewat besar.

"Menjelang akhir 2017, harga beras mulai naik. Kami mulai aktif rapat di Kemenko. Bulog, mentan, dan mendag terlibat. Saat itu belum ada kesepakatan bagaimana suplai akhir tahun, ada yang optimistis produksi kita cukup. Namun mulai Desember 2017 dan awal 2018, harga naik dengan cepat," tutur Darmin.

Pada 15 Januari, rapat koordinasi digelar. Harga beras medium kala itu mencapai Rp11.300 dari Rp9.450/Kg, lanjut Darmin, dan stok cadangan beras pemerintah di gudang Bulog terus menurun, menyusul pelaksanaan Operasi Pasar secara masif di pasar-pasar tradisional.

Kendati perkembangan harga kian mengkhawatirkan, menteri teknis terkait tetap meyakinkan bahwa lahan pertanian bakal memproduksi 13,7 juta ton beras pada Januari-Februari. Apalagi pada Maret, para petani akan panen raya.

"Stok CBP tersisa 903.000 ton, kami anggap itu sebagai masalah karena konsumsi beras bulanan nasional mencapai 2,3-2,4 juta ton. Akhirnya kami putuskan impor 500.000 ton beras, dengan catatan pada Maret kami akan cek lagi usai panen raya rampung," sambung Darmin.

Pada 19 Maret, rapat koordinasi kembali digelar. Stok Bulog tersisa 590.000 ton. Kondisi pasar makin mengkhawatirkan. Rakortas menginstruksikan agar Bulog menaikkan harga pembelian gabah dan beras sebesar 20% untuk menarik minat para petani menjual hasil produksinya.

Namun, serapan Bulog tetap saja rendah, padahal panen raya nyaris usai. Maka pada rakortas berikutnya, kembali diputuskan impor beras sebanyak 500.000 ton. Tiap instansi juga diinstruksikan untuk mengecek lagi data di lapangan.

"Stok pada 28 Maret naik menjadi 649.000 ton, itupun sudah termasuk beras eks impor. Pasokan beras di pasar masih kurang. Maka diputuskan impor tambahan 1 juta ton, harus masuk akhir Juli," jelas Darmin.

Hingga saat ini, Bulog telah merealisasikan impor sebanyak 1,4 juta ton. Darmin menegaskan, keputusan impor sebanyak 1 juta ton pada 28 Maret merupakan yang terakhir. Tak bakal ada impor susulan. Kini stok CBP mencapai 2,2 juta ton, termasuk di dalamnya serapan dari petani lokal.

Dia juga terang-terangan mengungkapkan bahwa sebelum keputusan impor disepakati, semua pihak yang terlibat dalam rakortas menyadari bahwa stok CBP terlalu rendah untuk menjaga ketahanan pangan nasional.

Keributan antar lembaga dan kementerian yang terjadi belakangan tak luput dari atensi Darmin. Dia berencana untuk memanggil ketiga pihak yang terlibat (mendag, mentan, Bulog) untuk memperjelas duduk perkaranya. Hasil pertemuan itu akan dilaporkan kepada presiden dan wakil presiden.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun