Mohon tunggu...
Yolis Djami
Yolis Djami Mohon Tunggu... Dosen - Foto pribadi

Tilong, Kupang.

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Air Tilong Mengalir Sampai Jauh

12 September 2021   19:10 Diperbarui: 12 September 2021   19:35 212
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Air mengalir: pelajaran.co.id.

 

Mata airmu dari Solo

Terkurung gunung seribu

Air mengalir sampai jauh

Akhirnya ke laut

Anda masih ingat syair di atas, bukan? Tentu semua orang ingat sekali. Syair itu adalah lirik lagu Bengawan Solo, keroncong terkenal Indonesia gubahan Gesang yang sudah mendunia. 

Sebagai bukti bahwa ia mendunia, Anda bisa memintanya pada Mbah Google dan ia akan menunjukkannya. Bahwa banyak orang dari bangsa-bangsa lain mampu menyanyikannya dengan fasih.

Mbah Gesang mau memberitahukan kepada dunia bahwa air Bengawan Solo itu melimpah. Saking melimpahnya sehingga ia mengalir terbuang ke laut. Pastinya setelah dimanfaatkan secara bijaksana oleh masyarakat Solo. Sehingga yang terbuang adalah yang tidak terpakai.

Berdasarkan cerita syair itu, aku terilhami untuk mau juga menceritakan tentang air Tilong. Aku terdorong pula untuk mengungkapkan kepada dunia bahwa Tilong pun berlimpah airnya. Air yang memenuhi kebutuhan hidup masyarakat banyak.

Kami di Tilong memiliki bendungan dengan kapasitas tampung sebesar 19 juta meter kubik. Bendungan ini debangun sejak tahun 1998 dan baru diresmikan di tahun 2002. Peresmiannya dilakukan oleh Presiden Megawati Sukarnoputri pada hari Minggu, 19 Mei 2002. (Liputan6.com., 20 Mei 2002).

Malah diberitakan dalam nttonlineno.com., tanggal 16 September 2016 bahwa kebutuhan air di Kota Kupang bergantung pada Bendungan Tilong. 

Dari sini Anda bisa menyimpulankan bahwa betapa pentingnya Bendungan Tilong. Ia menopang kehidupan masyarakat kota Kupang dengan menyuplai air hingga ke dalam rumah tangga masing-masing.

Ini berbanding terbalik dengan kami masyarakat Tilong. Malah boleh kubilang sangat ironis. Kenapa? Sebab air Bendungan Tilong yang melimpah itu tidak dinikmati oleh masyarakat Tilong sendiri. Air itu mengalir ke Kupang dengan limpah, tapi tidak setetes pun mampir di rumah-rumah kami orang Tilong.

Sebagai gantinya, kami justru membeli air yang dibawa truk-truk tanki dari Kupang. Kami menyuplai air ke Kupang tapi membeli air dari Kupang. Bukankah ini sebuah ironi? Padahal kamilah yang seharusnya terlebih dahulu menikmati air dari Bendungan Tilong.

Tapi itu tidak kami dapatkan. Aku pun tidak tahu kenapa hal ini bisa terjadi. Apakah memang Bendungan Tilong dibangun hanya untuk masyarakat di luar Tilong? Atau apakah Tilong itu kampung kecil yang terpencil sehingga masyarakatnya tidak layak mendapatkan air bersih nan bergengsi dari PDAM? Entahlah!

Ya, sudah. Biarlah itu menjadi misteri kecil masyarakat kecil di Tilong. Hanya ada satu harapan, semoga pemerintah yang adalah wakil Allah di dunia ini mampu menyikapi dengan bijak. 

Dengan begitu semoga suatu saat, yang entah kapan, kami masyarakat Tilong mendapatkan aliran air bersih dari bendungan kebanggaan kami itu.

Oleh karena itu, aku ingin menutup uraian ini dengan mengutip kembali syair di awal tulisan ini.  Syair Pak Gesang itu aku ubah sedikit mengikuti rasa dalam hati kami. Biarlah syair berikut sebagai representasi mulut masyarakat Tilong.

Mata airmu dari Tilong

Terkurung gunung Nefosamene

Air mengalir sampai jauh

Tak masuk rumah kami

Tabe! 

Tilong-Kupang, NTT

Senin, 12 September 2021 (19.55 wita)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun