Mohon tunggu...
Yolis Djami
Yolis Djami Mohon Tunggu... Dosen - Foto pribadi

Tilong, Kupang.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Kebiasaan Kebersamaan Orang Tilong

10 September 2021   13:26 Diperbarui: 10 September 2021   13:29 549
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi kebersamaan: lingkarpng.com

 

Sukacita dan dukacita adalah mata uang kehidupan yang tidak terpisahkan tidak terelakkan. Ia selalu dan senantiasa menghampiri hidup anak manusia di kolong langit ini. Maka adalah lumrah jika dalam kehidupannya ada perayaan-perayaan tertentu. Apakah itu ucapan syukur kebahagiaan atau ungkapan haru dukacita.

Perayaan kebersamaan itu sebagai penanda adanya suatu kehidupan dan kepedulian antarsesama anggota masyarakat tertentu. Demikian halnya dengan orang-orang yang ada di Tilong. Di saat-saat tertentu ada momentum kebersamaan yang dihelat. Momentum itu bisa ada karena dua sisi kehidupan tadi, sukacita pun dukacita.

Ada beberapa suasana sukacita yang biasa kami, masyarakat Tilong helat sebagai ucapan syukur. Suasana itu antara lain, seperti: Upacara pernikahan, sesudah seseorang diwisuda atau dinobatkan sebagai sarjana, pengangkatan dan pentahbisan seseorang sebagai pemimpin rohani dan terkadang juga ulang tahun bagi orang-orang tertentu.

Sedangkan ungkapan keharuan kesedihan kami sehubungan dengan rasa dukacita adalah pada saat ada kematian. Maka bila ada anggota masyarakat yang berduka kami akan datang memberi penghiburan dengan doa. Kami akan datang menyatakan rasa simpati, empati dan kesedihan yang sama terhadap keluarga yang berduka.

Ada dukungan lain selain penghiburan dalam doa-doa yang kami panjatkan. Dukungan yang dimaksud adalah mempersiapkan liang lahat sebagai tempat peristirahatan abadi bagi mendiang. Orang-orang terdekat akan menggali liang itu di tempat tertentu sesuai petunjuk keluarga yang berduka.

Sebagai pemakluman kepada pembaca bahwa keluarga yang berduka lebih suka menguburkan jasad orang-orang tercinta di sekitar rumah. Tidak banyak anggota masyarakat yang merelakan jasad orang yang mangkat di TPU. Tempat Pemakaman Umum.

Alasan mereka pernah kudengar sangat remeh temeh. Yaitu agar selalu dan tetap dekat dengan keluarga yang masih hidup. Biar orang-orang yang masih ada bisa duduk berkongko-kongko di atas makam sehingga selalu mengingatnya. Dan alasan lainnya yang serupa itu.

Padahal pemerintah telah mengeluarkan aturan tentang hal ini. Yaitu agar masyarakat tidak menguburkan anggota keluarganya yang wafat di halaman rumahnya. Bila tidak mengindahkan aturan ini akan dikenai sanksi. Sekalipun demikian masyarakat masih tetap melakukannya.

Sehubungan dengan acara ucapan syukur karena sukacita, ada tiga unsur yang selalu melekat erat di dalamnya. Di setiap suasana kebahagiaan itu mesti dan selalu ada ketiga hal ini sebagai bagian pentingnya. Ketiga hal yang saling berkelindan itu adalah: Pesta, musik dan variannya serta alkohol.

Pesta 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun