Mohon tunggu...
Yolis Djami
Yolis Djami Mohon Tunggu... Dosen - Foto pribadi

Tilong, Kupang.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Belajar Itu Bukan Di Mana, Tapi Bagaimana

7 September 2021   16:04 Diperbarui: 7 September 2021   16:31 183
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: koinworks.com.

 

Waktu-waktu sekarang ini mulai menunjukkan akan kembalinya kehidupan normal. Kehidupan yang didambakan banyak orang setelah berlama-lama dicekik covid. Semua lini kehidupan mulai menggeliat. Covid mulai berangsur dilupakan dan tinggalkan.

Kantor-kantor telah membuka pintu lebar-lebar dengan segala kegiatannya. Para pegawai sudah mulai melenggang melewati rute yang sama yaitu rumah – kantor – rumah. Mereka mulai berkurang aktivitas bekerja dari rumah. Digantikan kesibukan dengan bekerja di kantor.

Demikian juga dengan lembaga-lembaga pendidikan. Mulai dari jenjang terendah hingga perguruan tinggi. Mereka telah belajar membiasakan diri kembali ke kelas. Yaitu belajar di sekolah yang ditemani para guru. Aktivitas belajar dari rumah yang menggelisahkan mulai berkurang. Malah berangsur ditinggalkan.

Sebagai contoh adalah hari ini, Selasa tanggal 7 September 2021 Kampus telah membuka diri. Ia mengadakan sebuah pertemuan dengan mahasiswa baru. Mereka menyebutnya: Program Pengenalan Kehidupan Kampus Mahasiswa Baru. Tujuannya agar mahasiswa tidak asing dengan lingkungan barunya ketika belajar serius kelak.

Tadi pagi di halaman kampus UPG 1945 NTT, program itu dilaksanakan. Acaranya dimulai tepat jam 07.00 wita dan berakhir di pukul 10.00 wita kurang lebih. Acara ini dibuka secara resmi oleh Ketua BPH PB PGRI, Dr. Semuiel Haning, S.H., M.H.

Lalu pihak universitas menyerahkan para mahasiswa baru ini ke masing-masing fakultas. Kemudian dari fakultas diserahkan ke program studi masing-masing. Di sinilah mereka mengenal lebih dekat dengan situasi bidang keilmuan yang mereka pilih.

Di program studi inilah mereka bertatap muka secara langsung dengan para dosen. Yaitu pribadi-pribadi yang bakal menjadi gurunya. Orang-orang yang akan mendampingi mereka hingga tuntas pendidikannya. Di sinilah mereka akan menghabiskan delapan semester agar mencapai gelar sarjana.

Di Program Studi PJKR, sang ketua program yang mengendalikan acara. Sebagai komandan tertinggi ia menyampaikan visi misi program studi. Ia juga memberitahukan semua hal yang berkaitan budaya berpakaian, bersikap sikap dan budaya berpikir ilmiah. Yaitu segala apapun yang berhubungan dengan cara hidup mahasiswa PJKR.

Beliau mempersilakan masing dosen untuk memperkenalkan diri kepada para pendatang atau anggota baru. Yang perlu disampaikan adalah nama dan segala pernak-perniknya. Juga matakuliah asuhannya dengan segala kelebihannya. Serta spesialisasinya.

Akhirnya datang juga giliranku bercakap di depan kelas mahasiswa baru. Sebagaimana kebiasaanku kala mengajar, aku berdiri menghadap mereka. Setelah menatap merata ke semua peserta, aku minta mereka memberi tepuk tangan yang sangat meriah untuk prodi PJKR. Mereka bertepuk tangan hingga beberapa detik. Lalu hening.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun