Mohon tunggu...
Yolis Djami
Yolis Djami Mohon Tunggu... Dosen - Foto pribadi

Tilong, Kupang.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Jatuh Cinta

30 Mei 2021   11:18 Diperbarui: 30 Mei 2021   11:37 168
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Air mata Lucy sang istri mengalir deras seiring caci makinya yang tumpah ruah tak terkontrol. Ia seperti kehilangan kesadaran. Bahkan seolah kerasukan seribu wewe gombel saat melontarkan kata-kata cacian itu. Walau begitu ada hal yang sangat disyukuri Lucky sang suami.

Yang Lucky syukuri dari keadaan ini adalah: Pertama, karena ia tidak sampai dicincang jadi perkedel saat itu. Kedua, Lucy sang istri tidak langsung menenggak racun serangga lalu mengejang dan meregang nyawa dengan mulut berbusa. Atau yang ketiga yang lebih sadis lagi adalah, dia, Lucy sang istri yang sedang memanas itu tidak membakar rumah. Sehingga mereka berdua yang sepasang suami istri ini terpanggang hidup-hidup dan mati kehangusan.

Lucky membiarkan situasi ini mereda dan kondusif baru akan dia jelaskan semuanya hingga tuntas tandas. Ia menunggu hingga 'perang Iran -- Irak' ini mereda. Ia bengong termenung. Ia mengintrospeksi dan mengoreksi diri yang sedang jatuh cinta. Ia juga merenungkan betapa genting situasi yang sedang dihadapinya ini.

Maka dalam diam heningnya, ia panjatkan sepotong doa dan harapan. Ia lakukan itu agar Tuhan Sang Khalik berpihak padanya. Biar ada perdamaian yang abadi. Dan sedapat-dapatnya tanpa syarat ini itu. Sebisa mungkin masalahnya selesai tanpa masalah.

Sebab memang secara defakto, Lucky sang suami sedang jatuh cinta. Tidak hanya sampai di situ. Ia bahkan sangat tergila-gila dengannya. Ia sungguh-sungguh menyadari kondisi yang sedang dihadapinya itu sesadar-sadarnya. Sepenuh-penuhnya.

Dan dia takbisa menampiknya. Betapa tidak! Setiap hari, setiap jam, setiap saat, pikiran Lucky yang sang suami ini selalu tertuju padanya. Pada sosok pujaannya. Cinta dan semua rasanya dicurahkan padanya semata.

Lucky melamun. Ia membiarkan pikirannya melayang entah ke mana. Kadang dibiarkannya pikirannya kosong. Kadang ia memikirkan pula bagaimana mendekatinya. Yaitu cara mendekati sosok yang sedang ia gila-gilakan itu. Ia memikirkan bagaimana cara menyatakan isi hatinya pada sosok itu tadi.

Dan masih banyak bagaimana lainnya lagi yang fokusnya adalah dia. Dia yang membuat situasi dia dan istrinya jadi berantakan seperti ini. Dia telah menyedot banyak perhatian Lucky. Dia telah memikat hatinya.

Dalam bermenung berintrospeksi itu, dia, Lucky sang suami, juga menyadari sesadar-sadarnya bahwa ia tidak sendiri lagi. Bukan lagi seorang bujangan tulen. Ia telah berkeluarga dan mempunyai anak, malahan. Bahkan, putra dan putrinya, buah hati mereka itu kini telah beranjak dewasa. Ia merasa sangat bersalah dengan sikapnya yang membuat Lucy sang istri berang. Berang yang teramat kalap.

Karena kesadarannya itu, maka dia, Lucky sang suami berterus terang pada Lucy sang istri. Ia membuka aibnya secara gamblang. Ia tidak mau menutup-tutupi segala rahasia rasanya itu. Ia membeberkannya secara transparan. Ia berujar jujur seputar ihwal jatuh cintanya.

Tak senoktah pun ia sembunyikan apa yang terkandung dalam rasanya. Yaitu rasa dalam sanubarinya tentang jatuh cinta pada sosok lain yang bukan istrinya. Rasa yang menyebabkan Lucy sang istri menumpahkan semua serapahnya tadi. Yaitu caci makinya yang tak berperi kepada Lucky. Kini ia yang menumpahkan segala rasa sayangnya yang tak bertepi kepada Lucy.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun