Mohon tunggu...
Yolis Djami
Yolis Djami Mohon Tunggu... Dosen - Foto pribadi

Tilong, Kupang.

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Opa Camplong

13 Juli 2020   06:45 Diperbarui: 13 Juli 2020   06:46 49
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Novel. Sumber ilustrasi: PEXELS/Fotografierende

Jari-jemarinya dimainkan di punggungku. Masing-masing jari memerankan seorang tokoh. Kadang mereka berantam, kadang bersahabat. Kalau sedang berkelahi, mereka (jari-jari Opa) akan saling berkejaran melintasi seluruh tubuhku.

Mereka berkejaran bukan hanya di punggung saja. Tapi di seluruh badan. Ekspresi atau intonasi suara Opa pun seru pula. Persis dalang. Kalau lagi bersahabat suara Opa akan melembut. Jari-jemarinya hanya akan berjalan beriringan dalam damai sembari mengelus-elus.

Cara Opa meninabobokanku demikian membuatku sangat 'kecanduan.' Aku baru mau tidur bila diceritakan tentang sesuatu sambil mengelus punggungku dengan jari. Kebiasaan ini baru hilang setelah aku benar-benar sekolah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun