Mohon tunggu...
Yola Widya
Yola Widya Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer

Penyuka kuliner dan traveling

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Jangan Marah Padaku

14 Februari 2023   00:20 Diperbarui: 14 Februari 2023   00:28 211
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Kayaknya malam ini ngerjain kerjaan sedikit aja." 

Celetukan Bara membuat Maya berhenti mengunyah. "Apa maksud Bara?" tanyanya dalam hati setelah tertegun sesaat, lalu melanjutkan menyuapkan nasi goreng. Rasa pedas dari sambal mengalihkan rasa penasarannya.

"Banyak banget chat yang masuk. Semua berkas-berkas dikirim mendadak," lanjut Bara tanpa ekspresi sambil mencocol sambal.

"Oooh ...." Maya mendengarkan tanpa paham arah pembicaraan Bara. Setelah piringnya bersih dan menghabiskan es jeruk ia mulai menanyakan tujuan selanjutnya dari acara malam mingguan mereka. 

"Pulang ...." Bara menjawab tandas seraya menyingkirkan piring.

Sontak Maya memutar badan menghadap Bara yang duduk di sebelahnya. "Pulang?" Suaranya bergetar menahan segala rasa yang dipendam selama sebulan ini. Mendengar jawaban Bara yang begitu ringan membuatnya semakin yakin kalau Bara tak ingin menghabiskan beberapa jam bersamanya malam ini.

"Banyak kerjaan soalnya, terus ini aku kan minjem helm teman aku." Bara buru-buru meluruskan begitu menyadari tatapan elang Maya.

Perih mengiris hati Maya pelan-pelan. Setumpuk kecewa ditahannya agar tak terlontar. Maya tak habis pikir Bara bisa setega ini. Semakin yakin saja dirinya kalau Bara punya cewek lain.

Dilihat dari gelagatnya, Bara benar-benar akan mengantar Maya pulang. Mereka berdua bungkam begitu berada di atas motor. Sibuk dengan pikiran sendiri-sendiri. Padahal Maya masih ingin berduaan dengan Bara. Begitu banyak yang ingin dibicarakannya malam ini. Bara seperti dicuci otak, tak mau lagi mengobrol atau terbuka padanya. Maya merasa semakin jauh darinya. Tiba-tiba saja amarah itu meluap. Maya tak bisa menahan mulutnya agar tidak berteriak.

"Kamu sengaja ngehindarin aku karena cewe itu kan?" Teriakan marah keluar begitu saja dari mulut Maya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun