Mohon tunggu...
Yolanda Pratiwi
Yolanda Pratiwi Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa Pendidikan Sosiologi B 2020, FIS UNJ

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Frozen Food Sebagai Makanan Alternatif

31 Desember 2021   11:02 Diperbarui: 31 Desember 2021   18:02 1605
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Frozen Food adalah makanan siap saji yang dibekukan di dalam suhu dingin. Seperti nugget, sosis, dll. Banyaknya frozen food yang tersebar dikalangan masyarakat perkotaan tidak lain dikarenakan,masyarakat perkotaan terkadang sibuk atau padatnya jalanan perkotaan yang membuat masyarakat perkotaan saat ini serta di dorongnya masa pandemi untuk meminimalkan aktivitas diluar rumah dan mengurangi mobilitas sosial. Hal ini membuat masyarakat perkotaan sebagai imbas dari gaya hidup masyarakat perkotaan yang menjadikan frozen food sebagai  makanan jadi yang siap disantap dan kini menjadi pilihan karena menghemat waktu dan menawarkan cita rasa yang berbeda dengan makanan tradisional (liputan6.com, 2020). frozen food juga dapat memberikan manfaat bagi kesehatan seseorang tetapi jangan terlalu sering mengonsumsinya (sehatq.com, 2020).

IKM Frozen Food mencapai 10% dari total IKM pangan olahan (GAPMMI, 2019). Asosiasi Rantai Pendingin Indonesia (ARPI) mencatat konsumsi seafood beku pada 2019 mencapai 3,9 juta ton, unggas sebesar 1,9 juta ton, daging 500 ribu ton, produk susu dan olahannya (dairy product) 1,2 juta ton, serta buah dan sayur sebesar 2,4 juta ton. Sehingga, secara keseluruhan konsumsi makanan beku nasional mencapai 9,9 juta ton.

Dengan fitur online yang tersedia yang ditawarkan dalam frozen food membuat masyarakat untuk memilih mengonsumsi itu disampimg olahan nya mudah dan praktis tidak memelukan waktu ditambah lagi cara memesannya yang mudah yang dilakukan hanya dengan memesan lewat online sehingga tidak perlu harus keluar rumah apalagi didalam masa pandemic ini lah yang menjadi ahlasan mengapa menjadi semaraknya masyarakat kota dalam mengonsumsi frozen food.

Asal mula Frozen food

Frozen food merupakan sebutan untuk makanan yang beku dan sudah ada sejak sekitar 3000 tahun sebelum masehi. Latar belakang kehadiran makanan beku sendiri terjadi  ketika masyarakat Cina kuno mulai bisa menggunakan es untuk mempertahankan makananya di sepanjang musim dingin. Begitu pula orang Romawi yang dapat menggunakan salju untuk membekukan makanannya.

Di Indonesia sendiri  makanan beku mulai dapat diperkenalkan oleh orang-orang Cina dan Jepang.

Frozen Food Salah Satu Pilihan Makanan Masyarakat Kota di Masa Pandemic

Di saat di berlakukannya PSBB (Pembatasan Sosial Bersekala Besar) masyarakat pun dituntut untuk mengurangi mobilitas keluar rumah. Kebijakan tersebut mendorong masyarakat untuk menyesuaikan perilaku sesuai dengan protokol kesehatan yang ditetapkan oleh pemerintah. Dengan mengonsumsi Frozen Food online ini dimasa pandemic menjadi sebuah perubuhan gaya prilaku konsumsi masyarakat perkotaan dan merupakan solusi pilihan makanan saat pandemi.

Dengan padatnya kegiatan masyarakat perkotaan yang mengharuskan bekerja dari rumah membuat sebagian masyarakat perkotaan kesulitan membagi waktu untuk memasak. Karena itu Frozen food ini pun lahir untuk memberikan kemudahan dalam memenuhi kebutuhan terutama kebutuhan akan makan ditambah lagi saat ini perkembangan teknologi yang semakin meningkat menjadikan Frozen food ini beralih ke usaha online maka makin mudah didapat dengan mengklik di ponsel kita dan tinggal menunggu saja pesanan kita pun datang.

Walaupun Frozen food menjadi makanan yang menjadi salah satu solusi di masa Pandemi kita juga harus bisa membatasi konsumsi Frozen food karena kalau berlebihan juga tidak baik untuk kesehatan. Akan tetapi jika kita dalam keadaan yang memungkinkan untuk sering membeli Frozen food kita juga harus menerapkan pola hidup yang sehat seperti rajin berolahraga dan rajin minum air putih agar pola makanan kita tetap terjaga dan seimbang.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun