Jakarta --Perkembangan teknologi di era sekarang ini menjadikan kehidupan manusia semakin mudah. Salah satunya perkembangan dalam menggunakan aplikasi transportasi online yang semakin marak, khususnya di kota-kota besar seperti Jakarta. Hal ini tentunya menimbulkan keresahan bagi sopir kendaraan umum yang merasa tersaingi dengan adanya transportasi online.
Salah satu transportasi konvensional yang merasa tersaingi adalah bajaj. Bajaj merupakan kendaraan roda tiga yang ikut tersingkir dengan kehadiran transportasi online di Jakarta. Hasan Wahyudi, salah satu sopir bajaj yang mengeluhkan bahwa transportasi online menjadi saingan utamanya dalam mengejar setoran.
"Biasanya saya bisa ngasih lebih dari setoran yang harus saya bayar, tapi semenjak banyak ojek online segala macam, setengah dari setoran aja saya gak mampu nyetor ke atasan", ujar Hasan kala dijumpai di halte bus Gelael, Tebet, Jakarta.
Adanya penetapan tarif untuk bajaj, pelarangan transportasi online untuk memberlakukan promo, mengesahkan transportasi online menjadi resmi sebelum dapat beroperasi, dan adanya penutupan wilayah-wilayah yang tidak bisa dilalui oleh transportasi online, menjadi harapan Hasan dan para sopir kendaraan roda tiga tersebut agar mereka mampu mendapatkan penghasilan yang lebih banyak.