Mohon tunggu...
Yolanda Amalia
Yolanda Amalia Mohon Tunggu... Pustakawan - Mahasiswi Universitas Padjadjaran

Halo semuanya, aku Yolanda, sedang menempuh pendidikan S1 di Universitas Padjadjaran pada program studi Ilmu Informasi dan Perpustakaan di Fakultas Ilmu Komunikasi Angkatan 2018.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Apakah Indonesia Sudah Memasuki Era Revolusi Industri 4.0?

27 Mei 2019   15:00 Diperbarui: 2 Juli 2021   00:36 7603
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Era Revolusi Industri 4.0 (Source: https://m.indiamart.com/powerbits-technology/industry-40.html)

 Presiden Jokowi berharap, industri 4.0 ini dapat membuat dan memberikan lapangan kerja yang lebih banyak dan investasi baru dengan berbasis teknologi. Tetapi, penerapan era keempat ini harus diikuti dengan pembentukan ekosistem yang sehat agar bisa bergerak pada bidang ekonomi. Untuk mencapai keberhasilan di era digital ini, dibutuhkan ekosistem dan komunikasi yang terstruktur oleh para pembisnis. 

Sebenarnya masyarakat Indonesia sudah terbiasa menggunakan teknologi dalam kegiatan sehari-hari, tetapi belum dimanfaatkan dengan baik dalam hal produktivitas untuk mengembangkan ekonomi di Indonesia. Faktanya, revolusi 4.0 akan memberikan keuntungan lebih pada pembisnis karena bisa mengurangi biaya operasional. 

Contoh revolusi industri telah berjalan di Indonesia yaitu adanya pemulai seperti Go-jek, aplikasi tersebut memudahkan masyarakat untuk memesan transportasi motor dan mobil serta memesan makanan tanpa bekerja dua kali.

Baca juga : Dunia Pendidikan dalam Revolusi Industri 5.0

Sektor industri nasional perlu perbaikan lebih-lebih pada aspek penguasaan teknologi yang menjadi penentu daya saing di era 4.0. ada lima teknologi utama yang membantu menahanpembangunan sistem revolusi industri 4.0 yaitu Artificial intelligence (AI), Internet of Things (IoT), teknologi robotic dan sensor, teknologi 3D printing, dan human-machine interface.

Kecerdasan buatan semakin hari semakin menunjukkan peningkatan kehadirannya. Mekanisme digital tida lagi diterapkan pada bidang industri, tetapi telah diterapkan di berbagai bidang lain. Peran manusia sudah mulai digeser perlahan oleh mesin dan robot-robot dalam melakukan berbagai kegiatan.

Akibatnya, banyak pekerja manusia yang tergantikan oleh mesin dan robot. Contohnya seperti di gerbang tol, dulu manusia lah yang bekerja di gerbang-gerbang tol, tetapi sekarang? Sudah digantikan oleh mesin yang tinggal ditempel kartu lalu tinggal pergi.

Sangat betul jika dikatakan lebih memudahkan dan menghemat waktu, tetapi penerapan konsep industri 4.0 ini juga bisa mengurangi biaya produksi dan waktu, serta semakin terkikisnya lapangan kerja. Hal inilah yang mengkhawatirkan bagi para tenaga kerja. Karena mereka berpikir bahwa telah digantikan oleh teknologi mesin dan robot. 

 Untuk saat ini, Indonesia dikatakan masih belum cukup kuat untuk dikatakan memasuki industri 4.0 ini, karena Indonesia masih harus meningkatkan kualitas Sumber daya manusia yang berkualitas. Tetapi sebenarnya, Indonesia memiliki potensi yang bisa memasuki industri 4.0 ini.

Hal ini didukung oleh adanya bonus demografi yang akan diterima indonesia dalam beberapa waktu kedepan dimana akan lebih banyak penduduk berusia produktif dan yang memiliki potensial tinggi. Tetapi bonus demografi ini akan menjadi sia-sia jika SDM ini tidak berkualitas.

Oleh karena itu, pemerintah harus memperhatikan dan menyikapi masalah tersebut karena dengan meningkatkan kualitas SDM akan memberikan bonus lainnya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun