Mohon tunggu...
Yolanda
Yolanda Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

yola_2896@yahoo.com

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Penghematan Tagihan Air PDAM Melalui Sistem IPAL di Perkantoran Daerah Jakarta Pusat

26 Juni 2022   21:11 Diperbarui: 27 Juni 2022   18:39 949
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Semakin berkembangnya zaman, masalah lingkungan semakin lama semakin besar. Masalah lingkungan merupakan masalah alami yang terjadi karena proses natural, namun dikarenakan peningkatan jumlah penduduk maka masalah lingkungan bukan lagi masalah alami. 

Peningkatan jumlah penduduk membuat sampah dan limbah domestik bertambah. Selain itu, permukiman yang juga semakin padat terutama di perkotaan di mana jumlah penduduknya sebesar 154,2 juta jiwa pada tahun 2020 atau 56,4% dari total penduduk Indonesia yang sebesar 273,5 juta jiwa (Indonesia Population, 2022).

Menurut Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Republik Indonesia Nomor: 04/PRT/M/2017 Tentang Penyelenggaraan Sistem Pengelolaan Air Limbah Domestik, Air limbah domestik merupakan limbah cair yang dihasilkan oleh perusahaan, perumahan, pemukiman, dan sejenisnya. Air limbah domestik berupa air limbah kakus dan non kakus.

Penerapan instalasi pengolahan air limbah (IPAL) domestik diharapkan dapat mendukung penghematan penggunaan air PDAM. Namun sebelum digunakan kembali, air limbah domestik tersebut perlu diolah terlebih dahulu untuk menjamin kualitasnya agar tidak mengganggu lingkungan sekitar dan kesehatan masyarakat yang berada di sekitarnya.

Selain untuk penghematan air PDAM, penerapan instalasi pengolahan air limbah (IPAL) domestik diperhitungkan efektivitasnya untuk membuktikan bahwa dengan adanya instalasi pengolahan air limbah (IPAL) domestik ini dapat mendukung penghematan penggunaan air PDAM.

Studi kasus terhadap 10 gedung perkantoran yang terletak di Florianpolis, Brazil Selatan. Riset menunjukkan bahwa penggunaan air hasil olahan  instalasi pengolahan air limbah (IPAL) dapat menghemat sekitar 6.8% sampai dengan 38.4%. Sedangkan jika menggunakan kombinasi air hujan dan air hasil olahan  instalasi pengolahan air limbah (IPAL) dapat menghemat sekitar 14.5% sampai dengan 50.2% (Proena & Ghisi, 2013).

Dalam dekade saat ini, berkembangnya topik mengenai gedung hijau di mana dapat membawa pengaruh baik terhadap lingkungan baik dari segi kesehatan, konservasi energi, emisi karbon dioksida yang berkurang dan ekologi terhadap perkantoran. Dengan adanya gedung hijau, dampak dari perkantoran terhadap lingkungan akan berkurang dan dapat menghemat biaya ekonomi (Aroonsrimorakot & Phuynongpho, 2017).

Penggunaan instalasi pengolahan air limbah (IPAL) domestik diharapkan dapat sesuai dengan konsep bangunan gedung hijau. Mengingat lokasi dari kantor ini terletak pada pusat kota sehingga banyaknya gedung-gedung bertingkat, dengan adanya kesesuaian penerapan konsep bangunan gedung hijau dapat mengurangi dampak negatif dari gedung dengan menerapkan salah satu aspek bangunan gedung hijau, yaitu konservasi air yang di dalamnya terdapat efisiensi penggunaan air dan pengelolaan air limbah. (Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Republik Indonesia Nomor: 02/PRT/M/2015 Tentang Bangunan Gedung Hijau).

Prosedur yang dilakukan pada penelitian ini adalah menggunakan metode penelitian kuantitatif di mana dalam metode penelitian kuantitatif akan dilakukan metode survei dan metode eksperimen.

Dalam metode survei, dilakukan wawancara terhadap pihak engineering kantor tersebut untuk mendapatkan data-data berupa tagihan air bulanan, riwayat pemakaian air, dan lain sebagainya. Sedangkan dalam metode eksperimen, akan dilakukan pengujian air untuk membuktikan baku mutu air limbah yang telah diolah sudah sesuai dengan peraturan yang ada atau belum. 

Biasa pengujian air akan dilakukan pada laboratorium. Selain pengujian air, penelitian juga harus datang kelapangan untuk melihat situasi yang nyata sehingga proses melakukan validasi data dapat dilakukan dengan baik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun