Mohon tunggu...
yolaagne
yolaagne Mohon Tunggu... Administrasi - Mahasiswa Jurnalistik

sorak-sorai isi kepala

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Bilik Redaksi di Puncak Everst

9 Maret 2020   22:20 Diperbarui: 9 Maret 2020   22:24 61
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

kalian akan disambut pintu usang yang sudah tidak mempunyai kunci. Pada sisi depan pintu banyak ditempeli Koran-koran berita khas tulisan jurnalis. Tak lupa di atasnya tertulis cukup besar "Sekertariat Unit Kegiatan Mahasiswa Lembaga Pers Mahasiswa IAIN Ambon". Ruangan ini berukuran cukup untuk 3 komputer dengan tumpukan buku di sudut ruangan dan sebuah lemari yang bersanding dengan mesin pemanas air.

Biasanya saat pagi hari asap mengepul dari kopi yang diseduh anggota di sekertariat. Ditemani lembar-lembar Koran yang menjadi media pembelajaraan. Letak sekertariat lembaga pers mahasiswa ini sangat strategis. Berada di lantai 2 gedung kuliah Sosiologi Agama yang langsung menghadap gerbang utama kampus. Membuat lembaga pers mahasiswa menghayati perannya sebagai watchdog (anjing penjaga, sebutan untuk jurnalis). Sekertariat pers mahasiswa ini juga terkenal sebagai "Puncak Everest" karena letaknya berada cukup tinggi di lantai 2, berbeda dengan unit kegiatan mahasiswa lainnya.

Dari pintu masuk sebelah kiri ada tumpukan Koran, majalah dan buku yang disebut perpustakaan mini. Anggota pers mahasiswa boleh membacanya kapanpun. Pemanas air berada di seberang perpustakaan mini. Benda ini adalah kesukaan anggota pers mahasiswa karena tanpa pemanas air mereka tidak bisa memenuhi ruangan dengan aroma kopi dan tidak bisa melengkapi kegiatan tidak tidur mereka di malam hari.

Ruang redaksi, nama lain dari ruangan beraroma kopi dan Koran usang. Bilik ini bisa berubah sewaktu-waktu. Bisa menjelma hotel dengan pemanas air dan juga bisa berubah ruang redaksi selayaknya media berita lainnya. Keheningan akan terasa menusuk ketika menjadi ruang redaksi. Masing-masing orang akan bergulat dengan kata-kata dan pikiran. Melakukan yang terbaik untuk menerbitkan satu berita.

Ruangan sederhana ini tempat lelah berpulang, tempat survive bagi orang-orang belajar, tempat diskusi sengit menggigit. Tempat saksi orang hidup dan mati melawan rasa enggan belajar.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun