Mohon tunggu...
yolaagne
yolaagne Mohon Tunggu... Administrasi - Mahasiswa Jurnalistik

sorak-sorai isi kepala

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Merawat Kemerdekaan Pers

5 Mei 2019   01:57 Diperbarui: 5 Mei 2019   08:19 29
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pada setiap tanggl 1 Mei diperingati sebagai hari Buruh. Hari ini diperingati untuk memberikan kontribusi para buruh bagi pembangunan ekonomi bangsa, dan untuk memberikan kesempatan bagi para buruh mensuarakan hak-hak mereka yang belum mereka peroleh dan masih diperjuangkan. 1 hal yang pasti terjadi yatu demo besar-besaran pada tiap-tiap kota di Indonesia dengan massa yang tidak sedikit. Mereka menuntut perbaikan nasib buruh yang masih mengalami penurunan.

Namun, dari peringatan hari buruh kemarin meninggakan kekesalan tersendiri bagi Aliansi Jurnalis. Dikarenakan terjadi kekerasan terhadap jurnalis Tempo, Prima Mulia dan jurnalis Freelance, Reza saat sedang meliput demo buruh yang bertempat di Bandung. Dan yang sangat disayangkan adalah kekerasan ini dilakukan oleh oknum polisi sendiri. Yang mana seharusnya oknum polisi memberikan perlindungan, mengayomi, dan pelayanan kepada masyarakat terlebih kepada seorang jurnalis yang bertugas memberitakan.

Dari penjelasan ketua AJI (Aliansi Jurnalistik Independen) Bandung Ari Syahril, Kekerasan di latar belakangi oleh Reza dan Prima yang melihat massa yang berpakaian hitam dipukuli oleh polisi dan memotret kejadian tersebut. Saat ingin mencari gambar di lokasi lain, tiba-tiba Reza dipiting oleh anggota polisi. Menurut Reza polisi tersebut dari satuan Tim Prabu Polrestabes Bandung.

Saat dipiting, Reza dibentak dengan pertanyaan "dari mana kamu?" Reza langsung menjawab "wartawan". Lalu menunjukan id pers nya. Lalu polisi tersebut malah mengambil kamera yang dipegang Reza sambil menginjak lutut dan tulang kering kaki kanannya berkali-kali.

"Sebelum kamera diambil juga udah ditendang-tendang. Saya memepertahankan kamera saya. Sambil bilang saya jurnalis," kata Reza.

Kaki kanan Reza menglami luka dan memar.

Setelah menguasai kamera Reza, polisi tersebut menghapus sejumlah gambar yang sudah diabadikan Reza.

Sedangkan Prima Mulia mengalami hal yang sama. Hanya saja, Prima tidak mendapat kekerasan fisik dari polisi. Prima mengaku disekap oleh tiga orang polisi. Dia diancam dan foto-fotonya dihapus. Salah satu polisi itu mengatakan "Mau diabisin?"  dikutip dari Tribunnews.com

Menilik kejadian tersebut, memperlihatkan kekerasan terhadap jurnalis masih kerap terjadi meskipun mengalami penurunan dari tahun ke tahun. Kekerasan terhadap jurnalis adalah bentuk terancamnya demokrasi Indonesia, seperti yang pernah di sampaikan Koordinator Kontras Yati Andriyani. Karena tugas jurnalis adalah pekerja media yang menyajikan informasi, namun masih saja mengalami intimidasi berarti demokrasi terancam karena pekerjaan salah satu pilarnya terganggu.

Kasus-kasus pada jurnalis harus segera diselesaikan dan dihentikan. Karena jika terjadi kembali kasus seperti ini maka masyarakat akan terpengaruh untuk tidak menghargai pekerjaan jurnalis. Masyarakat juga akan kesulitan mendapatkan informasi secara aktual dan obyektif jika keselamatan para jurnalis masih menjadi hal yang sulit didapatkan. Ketua AJI, Abdul Manan mengatakan, setidaknya 42 kasus kekerasan terhadap pekerja media terjadi sejak Mei 2018 hingga Mei 2019.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun