Mohon tunggu...
Yokebet Mega
Yokebet Mega Mohon Tunggu... Guru - Guru dan pembelajar

I am an ordinary person who believes that life is full of miracles. I learn from my life and anything around me then share my experience and views to others.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Teman Baik, Energi Baik

13 Agustus 2018   08:19 Diperbarui: 13 Agustus 2018   08:36 288
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Kerika ditanya siapa yang paling banyak memberi energi positif? Tentu saja mama, beliau adalah ibu paling hebat karena berhasil mendidik dan membesarkan kelima anak dengan baik apalagi setelah papa meninggal. Nilai-nilai kehidupan yang beliau tanamkan masih melekat erat di hati kami, anak-anaknya.

Setelah mama meninggal di tahun 2002 dan kemudian saya menjadi anak rantau, saya menemukan bahwa teman-teman lah yang menjadi pemberi energi terbesar. Bisa jadi energi positif, bisa juga energi negatif, tergantung pada dengan siapa saya berteman. 

Pengaruh baik dan buruk membuat saya belajar untuk memilih teman. Saya tidak membatasi diri untuk berteman dengan siapa saja, tetapi saya selektif memilih teman dekat, teman yang bisa memberi energi positif, bisa diajak bertukar pikiran dan jadi teman curhat.

Pertama kali saya bekerja di luar kota Jogja, kota kelahiran saya, adalah di Magelang. Selama hampir 5 tahun saya merasakan pertama kali jadi anak kos, belajar mengurus hidup saya sendiri. Ibu kos menjadi ibu kami ketika anak-anak kos sakit atau mengalami kesulitan. 

Teman-teman kos jadi teman makan dan curhat. Kemudian saya pindah ke Batam, Riau. Di sana saya merasa sendirian, tidak ada teman atau kerabat. Kehidupan sosial saya hanya dengan rekan-rekan kerja. 

Tidak menemukan teman dekat membuat saya merasa ada yang hilang dalam hidup ini.  Hanya bertahan 1,5 tahun saya memutuskan kembali ke Jawa. Sempat pindah tugas di Jakarta selama 6 bulan, lagi-lagi saya tidak menemukan teman dekat yang pas.

Tahun 2012 saya mendapat pekerjaan di Surabaya. Untung punya kenalan yang tinggal di sana, namanya Lili. Dia adalah teman kakak saya dan pernah beberapa kali bertemu di rumah kakak saya. Lili kontrak rumah bersama dengan 2 teman lain, Ivon dan pak Hadi.  

Masih ada 1 kamar kosong di kontrakan dan akhirnya saya pun bergabung di rumah itu. Pak Hadi, Lili dan Ivon adalah dosen di universitas yang sama. Akhirnya saya menemukan teman-teman baik yang baru. 

Saya senang karena ada teman ngobrol sepulang kerja. Kalau lagi capek atau bete, ngobrol dengan Lili dan Ivon membuat saya merasa lebih baik. Urusan rumah kami bagi tugas dengan baik. Lili membersihkan kamar mandi, Ivon bagian dapur, saya menyapu dan mengepel dan Pak Hadi mengurus jika terjadi kerusakan rumah dan jadi mandor kalau ada tukang. 

Lili juga bendahara rumah tangga, dia membayar semua pengeluaran bulanan seperti listrik, air, dll, kemudian menghitung berapa tagihan kami masing-masing. Lili juga pendengar yang baik dan penasehat keuangan buat Ivon dan saya. 

Dari dia, kami belajar tips mengelola keuangan. Saya sering mampir ke kamarnya untuk sekedar mengobrol atau nonton TV. Dia seorang yang cukup cuek dan santai menjalani hidup. Lili jadi pemberi energi positif. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun