Sebagai pengguna jalan saya sering mengamati bagaimana orang lain berlalu lintas. Ada pengalaman menarik yang sering saya jumpai dan ingin saya bagikan. Pengalaman tersebut mengingatkan saya untuk lebih tertib berlalu lintas.
Suatu pagi saat perjalanan dari rumah ke kantor, sepertu biasa saya mengendarai mobil pelan-pelan karena jalan yang dilaluin tidak terlalu lebar dan cukup ramai. Di sebuah pertigaan dengan lampu pengatur lalu lintas, pengguna jalan yang belok ke kiri bisa langsung. Ketika saya hendak belok ke kiri, tiba-tiba sebuah sepeda motor dari arah berlawanan sudah berada di depan mobil saya.Â
Seorang Bapak dengan anak balita yang duduk di depan belok melawan arus dan memotong jalur yang saya lalui. Secara refleks saya mengerem dan membunyikan klakson. Si Bapak dengan santai melanjutkan perjalanan tanpa mempedulikan pengendara lain. Baik si Bapak maupun anak, keduanya tidak mengenakan helm. Seandainya saya lambat menginjak rem kecelakaan tidak bisa dihindari.
Di hari yang lain, kali ini saat pulang kerja, hari sudah malam dan saya berhenti di perempatan. Ketika lampu hijau saya mulai berbelok ke kiri, tiba-tiba dari arah sebelah kanan sebuah sepeda motor melaju dengan kencang. Seorang ibu memboncengkan seorang anak perempuan yang kira-kira berusia 6 atau 7 tahun, tanpa mengenakan helm.
Saya yang dalam kondisi capek hampir saja menabrak mereka, untung saya pelan-pelan dan mengerem tepat waktu. Saya sempat mengikuti si ibu dari belakang, sepertinya si ibu terburu-buru karena mengenderai sepeda motor dengan kecepatan tinggi dan memotong jalur pengendara-pengendara lain tanpa memberi tanda lampu.
Tidakkah mereka memikirkan keselamatan anak, dirinya dan orang lain? Kalau pun alasan mereka adalah pergi ke warung dekat rumah, tidakkah mereka sadar bahwa mereka melewati jalan raya yang ramai? Mengendarai kendaran bermotor tanpa helm beresiko tinggi dan tidak aman. Jika terjadi kecelakaan, penyesalan tidak akan memulihkan cacat yang dialami atau  menghidupkan korban yang meninggal.
Tidak jarang saya melihat pejalan kaki harus berlari-lari ketika menyeberang di zebfa cross, padahal tempat penyeberangan sudah dilengkapi dengan lampu pengatur lalu lintas. Ketika lampu merah, artinya pengendara berhenti dan memberikan kesempatan kepada pejalan kaki untuk menyeberang. Tetapi yang sering terjadi, para pengendara tidak mengurangi kecepatan sehingga pejalan kaki kesulitan menyeberang.Â
Di sebuah pusat perbelanjaan yang sering saya lewati, zebra cross dijaga oleh satpam, jadi sudah ada pengaman ganda yaitu lampu pengatur lalu lintas dan satpam yang menghentikan kendaraan dan memberi kesempatan pejalan kaki menyeberang. Seringkali pak satpam hampir tertabrak kendaraan yang tidak mau berhenti.
Bagaimana kita bersikap di jalan menunjukkan bagaimana kita menghargai hidup dan orang lain. Para pengguna jalan yang menghargai hidup sadar bahwa dengan mengikuti peraturan lalu lintas memperkecil kemungkinan terjadinya kecelakaan yang bisa membahayakan nyawa. Dengan tertib berlalu lintas mereka menghargai pengguna jalan yang lain termasuk pejalan kaki.
Sebagai pengguna jalan, mari kita tertib berlalu lintas, bukan karena ada polisi yang bertugas tetapi karena sadar akan pentingkan keselamatan bersama.