Mohon tunggu...
yoha risna
yoha risna Mohon Tunggu... Guru - pembelajar

guru SMK yang baru belajar membaca dan menulis

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Tikus

28 Januari 2020   20:35 Diperbarui: 28 Januari 2020   20:37 55
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Pasar Tempel Sukarame terlihat ramai. Banyak pedagang dan pembeli bertransaksi dengan serius. Tak ada yang memperhatikan Tikus yang duduk di pojok kotak kue yang setengah terbuka. 

Tikus merasa dingin dan lapar. Seharian belum makan. Matanya mengamati kotak kue yang setengah terbuka. Tercium bau tak enak. Hidung Tikus mengendus dengan cermat. Tak salah lagi, ini bau kue di kotak itu. Kue kesukaan Tikus.

"Hush!" Bu Ani melempar Tikus dengan balok yang ada di tangannya. Tikus mengelak. Tapi tubuhnya yang lemah tak mengijinkannya bergerak cepat. 

Kepalanya sempat terhantam balok kayu itu. Darah mengalir dati dahinya. Sekuat tenaga Tikus berlari dan bersembunyi di balik tumpukan karung kol yang basah terkena hujan semalam. Tikus menggigil. Wajahnya basah dengan darahnya. Perlahan ia mengusap wajahnya dengan karung. 

"Laparnya." Tikus mengerjapkan matanya. Menahan air mata yang hendak jatuh. "Kenapa Bu Ani melemparnya dengan balok? Padahal Tikus tak pernah mencuri barang dagangan Bu Ani atau merusaknya. Tikus hanya makan kue yang sudah dibuang atau makan sampah sayur yang ada di tong sampah. Tikus tak pernah bersikap seperti tikus-tikus lain. Tikus juga selalu berusaha menjaga kebersihan dan makan makanan yang ia cuci dulu. 

"Kamu aneh!" Garong, tikus got besar tetangganya mencemoohnya. "Buat apa kamu berbuat begitu. Toh, tak akan ada yang menyukaimu. Termasuk Bu Animu itu!" Garong tertawa sambil menggeret ikan gurame besar curiannya.

Tikus menelan ludah. Kepalanya sakit. Meski lukanya sudah kering, Tikus masih sering merasa sakit kepala. Mungkin karena lapar.

"Lihat badanmu, kurus tak berdaging! Meski tubuhmu bersih, kamu kelaparan! Buat apa bersih jika kamu akhirnya mati!"

Tikus hanya duduk di kursi kayu yang sudah ia bersihkan. Sementara Garong makan ikan curiannya dengan lahap di atas tumpukan sampah. 

"Aku kasih kamu sisa ikanku, kalau kamu mau." Garong menawarkan ikan yang digigitnya. Tikus menggeleng. 

"Aku makan sayur saja. Sebentar lagi Bu Ani membuang sisa nasi sayurnya buatku."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun