Mohon tunggu...
Yoga Mahardhika
Yoga Mahardhika Mohon Tunggu... Konsultan - Akademisi, Budayawan & Pengamat Sosial

Pembelajar yang ingin terus memperbarui wawasan, mempertajam gagasan, memperkaya pengalaman dan memperbesar manfaat untuk sesama.

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Menengok Penanganan Covid-19 di Berbagai Negara

19 Maret 2020   19:17 Diperbarui: 19 Maret 2020   19:20 2217
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto: imagerion.com

Waktu Komisi Kesehatan Publik Kota Wuhan melaporkan wabah baru yang janggal pada 31 Desember 2019, masyarakat dunia masih euforia merayakan pergantian tahun. 

Tak ada yang mengira, penyebab wabah yang dinamai Covid-19 atau biasa disebut virus corona ini akan menjalar begitu cepat, menginfeksi seluruh ruas populasi di atas planet bumi. Saat tulisan ini disusun (19/03), worldometers.info mencatat total 219.382 kasus infeksi Covid-19 yang tersebar di 176 negara dan teritori di dunia.

Bahkan Greenland, pulau es seluas 2,17 juta km persegi di Kutub Utara yang hanya ditinggali 55 ribu penduduk pun tak lepas dari paparan virus agresif ini. 

Mungkin saat ini hanya Antarktika yang masih steril dari Covid-19, karena tempat ini hanya dihuni burung penguin dan singa laut. Tak heran, World Health Organization (WHO) pun mengumumkan Covid-19 sebagai Pandemi Global. 

Sejak itulah, seluruh negara di dunia berjibaku menghalau kehadiran virus corona dari wilayah masing-masing. Tulisan ini berupaya merangkum kebijakan dan pengalaman berbagai negara menangkal virus corona.

1. Lock Down Wuhan dan Kota-kota Lain di China

Saat diterapkan Lockdown pada 23 Januari 2020, kasus infeksi virus corona di Wuhan mencapai 600 pasien lebih, dan jumlah kematian mencapai 17 orang. 

Salah satu pertimbangan dasar menutup kota Wuhan, yaitu meminimalisir sebaran virus ke daerah lain maupun negara lain karena Wuhan adalah lokasi pertama penemuan virus baru ini. Wuhan adalah kota penting di China, sekaligus kota internasional dengan tingkat migrasi keluar-masuk yang tinggi. Dengan melakukan Lock Down, penyebaran virus diharap terkarantina dan tak menyebar lebih luas.

Dalam perkembangannya, otoritas China juga menutup 16 kota lain di Provinsi Hubei dan membatasi aktivitas luar rumah (outdoor restriction) secara berturut-turut terhadap 40 kota lain di seluruh China. 

Seiring kebijakan lockdown dan outdoor restriction tersebut, jumlah kasus Covid-19 bukannya surut, tapi terus merangkak naik. Puncak infeksi Covid-19 di China terjadi pada 14 Februari 2020, di mana dalam sehari saja ditemukan 14.108 kasus baru, yang mayoritas berlokasi di Wuhan.

Tren penyebaran Covid-19 baru turun secara signifikan pada 19 Februari, di mana dalam sehari hanya ditemukan 391 kasus baru. Selanjutnya, grafik kasus baru Covid-19 di China cenderung menurun secara fluktuatif, hingga saat ini (19/03), hanya ditemukan 34 kasus baru, itupun imported cases yang dibawa dari luar negeri. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun