Mohon tunggu...
Yoga Mahardhika
Yoga Mahardhika Mohon Tunggu... Konsultan - Akademisi, Budayawan & Pengamat Sosial

Pembelajar yang ingin terus memperbarui wawasan, mempertajam gagasan, memperkaya pengalaman dan memperbesar manfaat untuk sesama.

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Ekonomi Global Kian Tak Menentu, Indonesia Tetap Optimis

4 Maret 2020   18:37 Diperbarui: 4 Maret 2020   18:48 146
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
foto: beritasatu.com

Konflik dan perdamaian adalah dua sisi dalam sekeping mata uang yang tak terpisahkan. Hal itu berlangsung seiring proses krisis dan pertumbuhan yang terjadi di dunia. 

Pada awal abad ke-20, dunia didera perang dunia pertama dan kedua. Pasca perang dunia, lahirlah negara-negara yang menikmati pertumbuhan sangat cepat, khususnya di belahan bumi bagian barat. Namun, pertumbuhan cepat itu segera disusul Perang Dingin yang menampilkan adu kekuatan antara Amerika Serikat dan Uni Soviet. 

Dalam episode konflik ini, lahirlah Republik Rakyat China (RRC) sebagai kekuatan baru ekonomi di dunia. Perang Dingin berakhir seiring runtuhnya Uni Soviet pada 26 Desember 1991. 

Abad ke-21 pun dimulai dengan kepercayaan diri penuh, ketika dunia tidak lagi mempertentangkan dua ekstrim kekuatan yang memperlambat pertumbuhan. Tapi ternyata, hari ini dunia kembali mempertontonkan dua kekuatan yang saling beradu, yaitu Perang Dagang antara Amerika Serikat (AS) dan RRC. Memang, keduanya tidak saling melontar peluru, tapi saling berpacu kekuatan ekonomi.

1. Indonesia Tangguh di Tengah Perang Dagang

Perang dagang itulah yang membuat pertumbuhan ekonomi dunia melambat, khususnya dua tahun terakhir. Pelaku bisnis di seluruh dunia menahan aktivitas ekonomi, lantaran khawatir langkah ekonominya tak selaras ritme kedua negara adikuasa yang tengah berseteru, dan berujung pada kebangkrutan. Tak ayal, semua negara mengalami pelambatan ekonomi. 

Dalam kondisi inilah, Indonesia menunjukkan performa yang relatif baik. Di antara negara G20 misalnya, Indonsia mencatat angka pertumbuhan tetinggi kedua, di bawah RRC. Meskipun begitu, China yang mencatat angka pertumbuhan tertinggi mengalami tren penurunan tajam, dari 6.6% pada 2018 menjadi 6.1% pada 2019. 

Tren penurunan pertumbuhan ini dialami negara-negara lain hampir di seluruh dunia. Adapun Indonesia hanya turun tipis dari 5.17% menjadi 5.02%. Tak heran, Direktur Pelaksana IMF, Christine Lagarde memuji Indonesia sebagai negara yang tangguh di tengah ketidakpastian global saat ini.

2. Perang Dagang Belum Usai, Corona Terbit

Meskipun begitu, ternyata ketidakpastian global belum juga usai. Ketika Perang dagang belum menunjukkan tanda-tanda berakhir, persoalan baru kembali mengemuka. Virus Corona yang muncul di Kota Wuhan, Tiongkok, akhirnya menyebar ke barbagai kota. Negara-negara dunia turut membatasi, bahkan menghentikan sementara penerbangan ke dan dari Tiongkok. Ini menjadi pukulan baru bagi perekonomian dunia, termasuk Indonesia. 

Padahal, ketangguhan Indonesia menghadapi perang dagang telah memantik kepercayaan global. Banyak pelaku bisnis mulai melirik Indonesia, dan berencana memulai investasinya pada 2020 ini. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun