Mohon tunggu...
Putra NoviantoGadi
Putra NoviantoGadi Mohon Tunggu... Musisi - Mahasiswa FISIP Universitas Atma Jaya

Akun untuk mengerjakan tugas (:

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Mahakarya yang Lahir dari Komunitas Film Klaten (KONFLIK)

10 Maret 2021   21:56 Diperbarui: 10 Maret 2021   22:06 446
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Film tentunya merupakan salah satu media yang pada saat ini sering digunakan untuk menghiasi dunia hiburan baik skala nasional maupun internasional. Meskipun ada tantangan tersendiri bagi dunia perfilman dimasa pandemi, namun eksistensi dunia perfilman masih saja seperti biasanya. Hal tersebut karena adanya adaptasi yang cukup cepat dari pelaku usaha di dunia perfilman.

Namun akan berbeda ceritanya ketika kita berbicara mengenai festival film. Festival film dapat dikatakanan sebagai event penghargaan terhadap sebuah film. Selain itu festival film juga dijadikan wadah oleh beberapa produser film untuk memulai karyanya dibidang perfilman. 

Salah satu hal yang membuat festival film ini digemari oleh banyak orang adalah lahirnya film-film dengan durasi yang pendek namun memiliki kualitas cerita yang sangat menarik. 

Salah satu film pendek yang mendapat banyak penghargaan dan nominasi adalah Lemantun. Film yang berdurasi 21 menit 40 detik tersebut disutradarai oleh Wregas. Wregas mengemas film tersebut dengan sangat baik dengan berbagai macam metafora yang ada di dalamnya.

Bagi para pelaku film festival, pandemi pada saat ini merupakan tantangan yang cukup berat bagi mereka. Merubah sistem produksi yang sudah sebagaimana mestinya hingga mengalami banyak perubahan tentunya dapat dikatakan sebagai hambatan yang tidak mudah. Salah satu komunitas yang tetap eksis dimasa pandemi ini adalah Komunitas Film Klaten atau biasa disingkat dengan nama Konfik.

Konfik (Komunitas Film Klaten) lahir sekitar tahun 2014. Konfik ini dipelopori oleh beberapa anak SMK yang baru saja lulus di tahun tersebut. Munculnya komunitas ini berawal dari tugas akhir semasa SMK yang dimana siswa di SMK tersebut diminta untuk membuat sebuah film pendek. 

Dari tugas akhir itulah akhirnya tercetus sebuah ide untuk membuat sebuah komunitas film yang kebetulan berdomisili di klaten. Ide tersebut juga diperkuat dengan belum adanya komunitas serupa yang bergerak di bidang film, terutama di daerah Klaten.

Pada awal terbentuknya, Konfik hanya terdiri dari beberapa anggota saja. Namun seiring berjalannya waktu, Konfik memiliki anggota aktif yang berjumlah 25 orang. Tidak jarang apabila dalam pembuatan film, Konfik selalu melakukan open recruitment atau biasa kita kenal dengan istilah voulenteer. Tentunya voulenteer ini nanti akan berdinamika bersama Konfik dalam pembuatan film.

Konfik memiliki agenda tahunan yaitu pemutaran film/screening, workshop, diskusi seputar film dan juga produksi/pembuatan sebuah film. Film-film yang diputar saat kegiatan screening merupakan film yang berasal dari filmmaker tanah air. Selain dari filmmaker tanah air, Konfik juga menggunakan film dari relasi yang telah dibuat oleh Konfik, sebagai contoh Konfik menggunakan komunitas film lain untuk ditayangkan pada saat screening. 

Dalam setiap program screening, nantinya akan diselingi dengan diskusi dan juga workshop. Diskusi dan workshop tersebut tentunya membahas mengenai bagaimana pembuatan film tersebut dilakukan, teknik pengambilan gambar, makna apa yang ingin disampaikan oleh filmmaker kepada khalayak, dan lain sebagainya.

Screening ini dilakukan di tempat yang berbeda-beda, hal tersebut dilakukan karena Konfik ingin mengenalkan film-film buatan tanah air kepada masyarakat. Kegiatan ini juga bisa disebut dengan Bioskop Keliling. Selain screening, Konfik juga memproduksi film tiap tahunnya, yang dimana tiap tahunnya film tersebut diperlombakan di Film Festival, baik skala nasional maupun internasional.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun