Mohon tunggu...
Yohanes Rama Adiwicaksana
Yohanes Rama Adiwicaksana Mohon Tunggu... Akuntan - Pemula mula-mula

Mahasiswa yang sedang mengenyam pendidikan di Tangerang Selatan

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Semua Berawal dari Sini

18 Juli 2019   12:25 Diperbarui: 18 Juli 2019   12:40 31
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Menjadi mahasiswa merupakan suatu kesempatan berharga yang diimpi-impikan oleh seluruh pelajar SMA di Indonesia. Tak tanggung-tanggung, banyak dari mereka mempersiapkan diri agar diterima di universitas favorit, bahkan sejak masih SMP. Persaingan yang sangat ketat ini membuktikan bahwa masyarakat Indonesia berpikir pendidikan dasar minimal 12 tahun masih dirasa kurang untuk bersaing di dunia kerja nantinya. Oleh karena itu, berbagai jalur seleksi dilaksanakan oleh perguruan tinggi untuk mendapatkan siswa-siswi terbaik yang hendak berkuliah.

Keuntungan yang paling dicari ketika menjadi seorang mahasiswa adalah dapat mencari jati diri mereka sebenarnya. Ketika mengenyam pendidikan dasar, para pelajar menelan semua materi yang diberikan, baik yang disukai maupun tidak. Hal ini ditujukan untuk membentuk pola pikir mereka dan memberikan wawasan dasar terkait pengetahuan. Ketika sudah berkuliah, para pelajar hanya mempelajari materi yang sesuai dengan minat dan passion mereka. Setiap universitas menyediakan berbagai jurusan untuk mengakomodir beragam ketertarikan siswa pada suatu hal. Contohnya di Univeritas Indonesia (UI), yang menyediakan jurusan arsitektur bagi yang tertarik pada hal desain dan pembangunan gedung. Selain mencari jati diri lewat kampus, para pelajar juga akan terbentuk karakternya lewat kehidupan sosial mereka. Para pelajar akan memperoleh pelajaran hidup yang sangat berharga ketika mereka berkuliah, terlebih bagi yang merantau. Bersosialisasi dengan lingkungan baru akan membentuk karakter mereka agar tahu bagaimana caranya beradaptasi dengan masyarakat nantinya.

Kehidupan kampus jauh lebih melelahkan dibanding kehidupan SMA. Bagi yang masih beranggapan ingin cepat-cepat lulus SMA agar bisa bebas ketika kuliah, itu salah besar. Ketika sudah memasuki dunia perkuliahan, tidak ada yang mengontrol kita secara langsung melalui kedua orang tua. Segala keputusan ada di tangan mahasiswa-mahasiswi itu sendiri. Banyak hal yang bisa dilakukan ketika kuliah, karena itu kesempatan bagi mahasiswa-mahasiswi untuk menjelajahi dunia. Belajar, bermain, berorganisasi, menambah pengalaman baru, dan berteman merupakan rutinitas yang akan dijumpai dalam dunia perkuliahan dalam frekuensi yang intens. Dibutuhkan tanggungjawab yang besar dalam mengambil keputusan terkait mengatur jadwal hidup perkuliahan. Oleh karena itu, pengambilan keputusan yang tepat dapat menjadi salah satu senjata untuk menghadapi kerasnya dunia kuliah.

Langkah Mengambil Keputusan

Menurut Robbins & Coulter dalam bukunya berjudul Management 14E, terdapat 8 (delapan) langkah yang dapat dilakukan untuk menghasilkan keputusan yang tepat. Yang pertama adalah mengidentifikasi masalah. Keputusan dibutuhkan apabila dihadapkan pada suatu kondisi atau persoalan. Hal tersebut harus diketahui secara pasti terlebih dahulu. Setelah masalah diketahui, langkah berikutnya adalah mengidentifikasi kriteria keputusan. Menentukan faktor apa saja yang menjadi pertimbangan dalam mengambil keputusan merupakan langkah yang penting. Faktor ini akan menjadi penilai bagi keputusan yang terpikirkan. 

Langkah ketiga adalah mengurutkan kriteria keputusan tersebut. Kriteria yang sudah disusun diurutkan berdasarkan tingkat kepentingannya. Penilaian dilakukan secara subjektif terkait mana yang dirasa lebih penting, sehingga pengurutan antarpribadi dapat berbeda. Langkah selanjutnya adalah mencari alternatif. Keputusan-keputusan yang terpikirkan untuk diambil ditampung terlebih dahulu. Setelah menampung beberapa keputusan yang mungkin diambil, langkah berikutnya adalah menganalisis setiap keputusan tersebut. Analisis dilakukan dengan bantuan kriteria keputusan yang sudah diurutkan pada langkah ketiga. Setiap alternatif keputusan dinilai dengan kriteria yang sudah diurutkan mana yang dirasa lebih prioritas dibanding yang lain. 

Langkah keenam adalah menentukan keputusan yang diambil. Keputusan yang diambil didasarkan pada analisa yang telah dilakukan mana yang mempunyai nilai terbesar. Keputusan inilah yang menjadi solusi efektif untuk permasalahan yang ada. Langkah ketujuh adalah menerapkan keputusan yang telah ditentukan. Langkah terakhir adalah mengevaluasi keputusan yang dilakukan. Keputusan yang diambil telah membuahkan hasil untuk menjawab permasalahan yang ada. Keputusan dikatakan efektif apabila masalah dapat terselesaikan. Apabila dirasa masalah belum terselesaikan, maka dapat dianalisis apa saja yang menjadi penyebabnya. Mayoritas kesalahan terdapat pada penilaian subjektif terhadap kriteria, karena dilakukan secara subjektif.

Intuisi

Pengambilan keputusan tidak selamanya membutuhkan waktu yang panjang dalam persiapannya. Seringkali dijumpai masalah yang memerlukan pengambilan keputusan yang cepat, sehingga langkah pengambilan keputusan efektif yang dibahas sebelumnya kurang dapat membantu. Hal itu dikarenakan 8 (delapan) langkah diatas memerlukan waktu yang lama untuk menghasilkan keputusan yang matang. Dalam menghadapi masalah yang butuh penanganan cepat, perlu menggunakan intuisi seseorang sebagai pemandu pengambil keputusan. Intuisi sering juga disebut "nalar" seseorang dalam memutuskan sesuatu. 

Robbins & Coulter dalam buku yang sama menyebutkan terdapat 5 (lima) aspek dari intuisi. Yang pertama adalah experience-based decisions. Keputusan yang diambil secara cepat berdasarkan pengalaman seseorang terhadap masalah tersebut. Intuisi digunakan karena seseorang telah mengalami hal tersebut sebelumnya. Aspek kedua adalah values or ethics-based decisions. Intuisi yang digunakan menghasilkan keputusan yang mempertimbangkan nilai sosial atau budaya dari lingkungan sekitar masalah terjadi. Seseorang melihat kondi sekitarnya terlebih dahulu sebelum mengambil keputusan cepat. 

Aspek ketiga adalah subconscious mental processing. Keputusan diambil berdasarkan pikiran alam bawah sadar seseorang. Penggunaan intuisi ini membutuhkan ketenangan dari dalam diri sendiri. Berikutnya adalah cognitive-based decisions. Intuisi diambil berdasarkan kemampuan, pengetahuan, dan latihan yang telah dilalui. Keputusan diambil diyakini untuk dilakukan karena didasarkan atas ilmu yang diperoleh sebelumnya. Yang terakhir adalah affect-initiated decisions. Intuisi seseorang dipengaruhi oleh perasaan dan emosi yang sedang dialami. Keputusan yang diambil dipengaruhi oleh mood seseorang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun