Oleh: Yohanes Manhitu
Bagi para pencinta multilingualisme
Seekor kodok pun akan tertawa terbahak-bahak
mendengar aku berandai-andai punya sejuta lidah.
Sepasang sepatu pun akan terlepas dari kaki kakek
akibat terpingkal-pingkal mengolok ocehan indah.
Kutak peduli pada kodok bodoh juga sepatu busuk
yang mustahil pahami alam pikiran antikurungan.
Kuhanya ingin berdialog empat mata dengan jagat
dengan lidah yang sama, tanpa reduksi semantis.