Mohon tunggu...
Yohanes Jeng
Yohanes Jeng Mohon Tunggu... Novelis - Filsafat

Mengubah dunia dengan mengubah diri sendiri

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Konsep Tuhan Menurut Agustinus (Oleh Mikael Sadsuitubun, MSC)

13 Oktober 2019   17:22 Diperbarui: 13 Oktober 2019   17:32 843
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Percaya kepada Yesus

 Suka atau tidak suka, mau atau tidak mau, percaya atau tidak percaya semua orang telah mengakui bahwa Yesus orang Nazaret itu telah menjadi mitos atau tokoh legendaris. Nama-Nya dikenal oleh semua orang diseluruh bumi baik yang percaya ataupun tidak percaya kepada-Nya, semua orang juga harus menerima bahwa tahun-tahun dan penanggalan yang kita pakai dimulai dengan tahun masehi dan hari minggu itu sebagai hari dimana Yesus bangkit dan menampakan diri kepada para murid-Nya di pakai sebagai hari libur nasional dan Internasional kerena pengaruh Kekristenan. Dari segi keteraturan hidup harian berdasarkan kalender masehi itu saja, dilihat disana peranan Yesus itu telah secara efektif memungkinkan keteraturan dan ketertiban segala urusan ekonomi, sosial, politik dan pendidikan juga cara kerja modern sangat membutuhkan perencanaan dan jadwal yang harus jelas dan teratur[7]. 

Percaya kepada Yesus berawal dari kebangkitan Yesus. Iman Kristen mulai pada hari minggu paskah pagi, ketika fajar hari baru menyingsing dan para murid bertemu dengan Yesus yang bangkit. Peristiwa itu sungguh luar biasa dan membuat segala sesuatu tidak pernah sama lagi dengan sebelumnya. Tepat seperti yang di nubuatkan oleh nabi Yesaya. 52:15 "sebab sesuatu yang belum pernah diceritakan akan mereka saksikan, apa yang brelum pernah di dengar akan mereka ketahui."

Pada saat itulah iman Kristen mulai tumbuh di bumi dan terbentuklah jemaat-jemaat yang percaya kepada-Nya yang bangkit dari antara orang mati. Misteri kebangkitan Yesus adalah misteri perjumpaan. Perjumpaan karena para rasul bertemu Yesus yang bangkit, perjumpaan berarti adanya dua orang atau lebih yang bertemu sehingga saling mengenal karena pengenalan pada perjumpaan dan kebersamaan sebelumnya[8]. Maka seperti gagasan filsuf Agustinus "Credo Ut Inteligam" sangat relevan untuk kaum rasionalis kini. 

Penutup 

Kesimpulan

Gagasan Credo Ut Inteligam dari Filsuf dan teolog abad pertengahan Agustinus menunjukan bahwa, saya percaya supaya saya itu dapat mengerti, juga lebih dari itu untuk percaya kita perlu di tolong oleh Tuhan karena iman yang hidup dalam hati kita bukan hanya disebabkan oleh kekuatan manusiawi kita sendiri sendiri. 

 

Daftar Pustaka

Agustinus. Pengakuan-Pengakuan. Diterjemahkan: Winarsih Arifin dan Dr. Th. Van den End. Cet, 5. Yogyakarta: Kanisius, 1997.

Sujoko, Albertus. Credo Ut Inteligam - Saya Percaya Supaya Saya Mengerti. Pineleng: Percikan Hati, 2015.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun