Mohon tunggu...
Yohanes Jeng
Yohanes Jeng Mohon Tunggu... Novelis - Filsafat

Mengubah dunia dengan mengubah diri sendiri

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Konsep Tuhan Menurut Agustinus (Oleh Mikael Sadsuitubun, MSC)

13 Oktober 2019   17:22 Diperbarui: 13 Oktober 2019   17:32 843
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Abstrak:

Percaya dan mengerti berkaitan erat satu sama lain. Orang yang mengerti dengan baik biasanya akan percaya kalau ia bisa di yakinkan. Sebaliknya orang sudah percaya, biasanya juga akan mencari tahu lebih banyak tentang hal yang ia percaya.

Kata Kunci: Percaya, Mengerti, Credo Ut Inteligam, Logika, analogi, Veritas Dei, Veracitas Dei, Kebangkitan. 

Logika percaya dan mengerti dalam pemikiran St. Agustinus.

Sepanjang hari kita manusia selalu secara sadar dan tidak sadar mengalami dan menjumpai hal-hal yang membuat kita menolak dan menerima dengan tulus apa yang orang berikan atau fasilitas atau keinginan dan atau hal-hal yang menyangkut diri kita, semuanya itu bila kita sadari maka kita bisa mempertanyakannya sebelum kita menerima atau menggunakan tetapi juga kita tidak sadar-i, namun kita begitu saja menerima atau menggunakan tanpa mempertanyakan ataupun mempersoalkan.

Contohnya kita secara sadar tahu bahwa laptop apple jauh lebih baik performanya di bandingkan laptop Toshiba dari segi apapun baik software ataupu hardware dan sekalipun kita mengakui kelebihannya itu sekaligus kita juga punya cukup uang untuk membelinya tetapi kita tidak membeli, alasanya karena kita sudah terbiasa dan sangat suka atau merasa lebih pas di hati dengan produk Toshiba apalagi laptop.

Dalam hal agama pun demikian seseorang mempelajari pengetahuan agama lain dan bahkan menjadi ahli agama lain itu tetapi ia tidak percaya atau pindah dari agamanya ke agama yang dipelajarinya itu hingga menjadi seorang ahli, melainkan tetap setia pada agamanya. Dis ini pengetahuan atau pengertian tidak mengantarnya ke pada suatu kepercayaan atau iman yang utuh dalam diri (hati)-nya. Sebab Pengertian bisa tetap tinggal pada suatu pengetahuan teoretis yang tidak mempengaruhi keyakinan hati atau kepercayaan seseorang, sebaliknya orang dapat percaya walaupun ia belum mengerti maka sebab kepercayaan atau keyakinan itu ia pegang teguh dengan sikap batin yang kuat sekalipun ia tidak mengerti dan tidak mampu menjelaskannya. Maka iman dan kepercayaan adalah dua hal yang berbeda[1]. 

Filsuf dan teolog abad pertengahan Agustinus dengan gagasannya Credo Ut Intelligam mau menjelaskan bahwa dengan adanya kepercayaan atau iman yang dimiliki oleh seseorang akan menuntunnya untuk terus berusaha mencari pengetahuan agar mampu mengerti kepercayaannya itu, sehingga ia semakin kuat dan mendalam imannya itu serta akan mempengeruhi cara hidup, berpikir dan bertidak sehari-hari terhap segala hal.   

Alasan untuk percaya

Dalam hal percaya tentu kita semua selalu berhadapan dengan pengalaman-pengalaman praktis sehari-hari yang membuat kita mempertanyakan ataupun langsung percaya begitu saja dengan berbagai apriori. Berikut ini alasan-alasan mengapa kita percaya:

Syarat Untuk Percaya

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun