Tidak ada yang menduga kapan datangnya musibah, begitu pula yang dialami oleh Jessie saat melihat rumahnya habis terbakar yang juga merenggut nyawa kedua orangtuanya.
Saat itu Jessie masih berusia lima tahun tak dapat berbuat banyak dan hanya bisa menangis.
Ia pun mendapat hiburan dari banyak orang karena memang kebakaran yang menghabisi seluruh hartanya itu cukup menghebohkan.
Karena saudara dari orangtua Jessie tidak banyak, maka banyak orang berinisiatif untuk membawanya ke panti asuhan terbaik agar kehidupannya aman dan ada yang merawat.
BACA JUGA: Tolong Jangan Ambil Tulisanku!
BACA JUGA: Cerpen: Tak Mudah Katakan, Jangan Lihat dari Fisik
Pertama kali tiba di panti asuhan, Jessie tak berbicara banyak, walaupun banyak teman-temannya yang mengajaknya untuk bermain.
Saat itu juga, datang Ibu Yuni menghampirinya untuk menghibur sekaligus mengajaknya berbicara dan bermain.
"Halo Jessie cantik, kenalkan saya Ibu Yuni. Yuk, kita main sama-sama teman yang lain," ajak Ibu Yuni ke Jessie.
"Aku sedang tidak niat bermain!" jawab Jessie dengan nada sedikit ketus.