Mohon tunggu...
Yohanes Ishak
Yohanes Ishak Mohon Tunggu... Jurnalis - Penulis Olahraga, Hiburan, dan lain-lain

1 Korintus 10:13 || Jika ingin bekerjasama atau menulis ulang konten yang saya buat, silahkan hubungi email: Yohanes.Ishak92@gmail.com ||

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Aku Melawan Pandemi Covid-19

26 Juli 2021   12:33 Diperbarui: 26 Juli 2021   13:02 285
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Momen Saat liburan di Pulau Belitung (Foto Dokumen Pribadi) .

Situasi ini pada akhirnya sempat membuat saya berdoa ke Tuhan, agar nyawa saya dicabut saja karena merasa sudah tidak ada gunanya lagi saya hidup.

Meski tetap ada rasa takut untuk mati, tetapi saat dalam keadaan frustasi yang tinggi, entah mengapa doa untuk meminta Tuhan mencabut nyawa saya tetap saya panjatkan.

Namun sekali lagi, saya masih harus tetap bersyukur dan selamanya harus tetap bersyukur ke Tuhan, karena saya masih diberikan mental yang baik.

Karena jika tidak, aksi nekat untuk bunuh diri mungkin sudah saya lakukan sejak pertama kali merasakan frustasi yang tinggi.

Saya juga harus bersyukur, karena saya masih beruntung memiliki keluarga yang lengkap, masih bisa makan secukupnya, tidur di tempat yang nyaman, masih ada sejumlah media hiburan lainnya.

Media hiburan yang saya maksudkan adalah saya masih punya smartphone dan laptop yang dilengkapi dengan fasilitas internet, sehingga saya bisa berlangganan sejumlah platform hiburan untuk menontol film dan juga pertandingan olahraga.

Saya juga bisa bermain sejumlah game dari smartphone, konsol PlayStation, dan bisa menyalurkan hobi sekaligus menjaga skill menulis saya di blog Kompasiana ini.

Lebih terpenting lagi saya bersyukur masih bertahan hidup dengan baik, masih bisa bernapas dengan baik tanpa harus menggunakan bantuan oksigen.

Walau harus melawan rasa frustasi sangat tidak mudah, namun kunci untuk menghadapi pandemi covid-19 adalah dengan bersyukur.

Saya tahu berbicara itu mudah sekali dan melaksanakannya sangat sulit, saya pun pernah merasakannya.

Saya juga sadar betul, jika banyak yang nasibnya tidak seberuntung saya dan ada juga yang nasibnya lebih beruntung dari saya, jadi yang paling penting adalah bisa tetap hidup sehat dan selalu bersyukur.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun